Cerita Rakyat : Kutukan Di Kerajaan Mampu -->
Cari Berita

Cerita Rakyat : Kutukan Di Kerajaan Mampu

Pintu Masuk Goa Mampu
Gua Mampu merupakan gua terluas di sulawesi-selatan yang memiliki luas sekitar 2000 Meter persegi terletak di Bone bagian utara tepatnya Desa Cabbeng Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone.

Goa Mampu menjadi obyek wisata Alam yang umum di kunjungi warga untuk mengisi akhir pekan atau hari libur bersama keluarga menghilangkan kepenatan dari rutinitas kerja dan memberikan 
kepuasan,gairah, dan motifasi tersendiri dengan ukiran batu berbagai bentuk dan udara yang begitu sejuk.


Keberadaan goa Mampu tidak hanya terjadi melalui pristiwa alam semata tetapi dibarengi cerita legenda yang diyakini kebenarannya oleh sebagian masyarakat setempat  (masyarakat Bone) dan warga disekitar wilayah Kabupaten Bone.

Munculnya legenda ini di dasari oleh adanya bongkahan batu yang mirip manusia, binatang, tumbuhan, dan benda-benda lainnya Rasa penasaran atas legenda goa Mampu membuat tempat ini,
setiap hari tidak pernah sepi dari pengunjung.


Dalam Gua Terdapat Gambaran petakan
sawah yang tersusun rapi 
Kedatangan mereka di tempat ini didasari oleh motivasi yang berbeda-beda, ada yang datang minta berkah, melepaskan nazar setelah melaksanakan hajatan, studi dan sekedar berwisata, dll.


Legenda ini bercerita tentang sebuah kerajaan yang terletak di daerah ini yang dikenal dengan nama Kerajaan Mampu. Dalam perjalanan kerajaan ini suatu waktu mencapai kemakmurannya.


Namun karena kemakmurannya membuat rakyat kerajaan Mampu lupa diri norma adat, aturan kerajaan mereka langgar sehingga terjadi  malapetaka yang mengakibatkan penghuni kerajaan, binatang, tumbuhan dan benda lainnya berubah menjadi batu.
Keunikan dalam gua

Hal ini sehinga membuat penulis termotovasi mencoba untuk  menelusuri cerita legenda Gua Mampu yang di kenal dengan sebutan To Malebbo (orang yang di kutuk) Tandang 85 Tahun warga Desa Panyili Kecamatan Dua Boccoe yang di temui penulis mengaku bahwa diri dan keluarganya juga merupakan keturunan dari Mampu. dari hasil ungkpan kakek setengah baya ini menceritakan filosofi sejarah teradinya kutukan wanua (kampung) Mampu sehingga menjadi batu.


Suatu hari alat tenun anak gadis raja terjatuh ke tanah. Alat tenun  itu disebut "Walida". Raja berkata, siapapun yang bisa mengambilkan alat tenun itu maka dia akan menikahkan dengan putrinya tersebut.

Ternyata yang berhasil mengambil walida adalah anjing peliharaan anak gadis raja itu.
model Buaya raksasa menuju ke sungai
sebagai seorang Raja kata-kata merupakan titah yang harus di patuhi. Sang Raja pun kesal marah dan melontarkan kutukan ia mengutuk seluruh kampung menjadi batu," papar Tandang

Mereka yang ingin memasuki gua, harus membawa obor sebagai alat penerangan Sejak di mulut gua para pengunjung disuguhi pemandangan stalagtit dan stalagnit. Beberapa stalagtit dan stalagnit tampak begitu besar menyerupai sosok manusia.

Gelap dan sunyinya perut gua membawa kesan mistis selain itu didalam gua Ada dua kuburan kuno, Satu kuburan terletak di tengah gua, sedang satu lagi terletak di puncak di lantai ketujuh karna meman di yakini masyarakan setempat gua ini memiliki tujuh tungkat.

Penulis : EDINAHARTO
Editor La Barakka