Narasumber: Ibu Novia Arizandy (Owner_Nhopee Bakers) Peneliti : Irma Martawati (Mahasiswa Pascasarjana IAIN Bone, Prodi Ekonomi Syariah)
Bugiswarta.com, Bone — Aroma harum roti yang baru keluar dari oven menyambut hangat kedatangan peneliti Irma Martawati, mahasiswa Pascasarjana IAIN Bone, saat menginjakkan kaki di kediaman Novia Arizandy di Jalan Letjen Suprapto, Macege, Tanete Riattang Barat, Kabupaten Bone. Di sinilah Nhopee Bakers, sebuah usaha kuliner lokal yang terus tumbuh, mengolah bahan-bahan sederhana menjadi sajian bercita rasa tinggi yang menyatukan tradisi, inovasi, dan nilai religius.
Roti memang bukan barang baru. Sejarah panjangnya dapat ditelusuri sejak zaman manusia purba hingga peradaban Mesir kuno, yang dianggap sebagai pelopor penggunaan ragi untuk menciptakan tekstur roti yang lebih ringan. Namun, di tangan Ibu Novia, roti menjadi lebih dari sekadar makanan. Ia menjadikannya media untuk meracik rasa, menebar nilai, dan membangun sinergi antara pelaku usaha dan kebutuhan konsumen masa kini.
“Produk kami berupa roti dan kue kering dengan merek Nhopee Bakers. Usaha ini sudah berdiri sejak tahun 2021,” ujar Ibu Novia, pemilik usaha. Berbekal semangat kewirausahaan dan ketelitian dalam menjaga mutu, Nhopee Bakers hadir dengan aneka rasa yang menggoda — dari yang klasik seperti cokelat dan keju, hingga kombinasi inovatif seperti kopi dan manis-gurih. “Kami terus berinovasi untuk memanjakan lidah konsumen dan menjadikan pengalaman menikmati roti kami semakin kaya dan memuaskan,” jelasnya.
Namun lebih dari itu, kepercayaan dan kehalalan produk menjadi nilai utama yang dijunjung tinggi. Ibu Novia menyadari pentingnya jaminan halal bagi konsumen Muslim, terutama di daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama.
“Alhamdulillah sebelum ada label halal dan sesudah halal tentu berbeda. Nah, sebelum halal tentu kami juga terbatas untuk menyalurkannya ke mana-mana dan susah juga menjelaskan kalau produk kami ini aman. Namun setelah pengurusan halal, memudahkan kami untuk meyakinkan customer bahwa insyaAllah produk kami aman untuk dikonsumsi,” ujarnya mantap.
Komitmen itu tidak sekadar ucapan. “InsyaAllah bahan-bahan yang kami pakai aman, dan sudah disurvei dengan pihak-pihak yang terkait dengan prosedur halal,” tambahnya, menegaskan bahwa proses produksi telah melalui pengawasan ketat sesuai dengan standar syariah.
Usaha Nhopee Bakers terus meluas. “Sekarang, mitra kerja kami sudah cukup banyak, termasuk warung kopi, kafe yang ada di Bone, serta Surya Indah. Beberapa produk kami sudah masuk ke tempat-tempat tersebut. Alhamdulillah, Nhopee Bakers juga telah memiliki outlet sendiri untuk penjualan yang berada di Jalan Besse Kajuara,” ungkapnya bangga. Dalam hal pasokan bahan baku pun, kemitraan strategis telah dijalin demi menjaga kontinuitas dan kualitas produksi.
Keberhasilan ini tentu bukan hanya tentang bisnis. Nhopee Bakers merepresentasikan potensi kuliner lokal Bone yang kaya cita rasa dan memiliki nilai jual tinggi. Meskipun belum secara eksplisit dikukuhkan sebagai ikon oleh-oleh daerah, roti Nhopee memiliki semua syarat untuk menjadi buah tangan khas Bone.
Keanekaragaman rasa, daya simpan yang baik, kemudahan pengemasan, serta nilai halal menjadikannya produk ideal sebagai oleh-oleh. Dengan mengembangkan kemasan khas yang menonjolkan identitas lokal dan aktif melakukan promosi serta kerja sama dengan pusat oleh-oleh, Nhopee Bakers berpeluang besar menjadi oleh-oleh favorit dari Kabupaten Bone.
Dari dapur kecil yang hangat di Macege, Nhopee Bakers bukan hanya memanggang roti. Mereka memanggang harapan — akan sebuah produk lokal yang bisa bersaing, dipercaya, dan dinikmati siapa saja, tanpa ragu.