Lulusan SMK Meniti Jalan -->
Cari Berita

Lulusan SMK Meniti Jalan

BUGISWARTA.com,  SOPPENG ---Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Tahun 2018 telah selesai bagi peserta didik yang berada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kini Mereka menunggu waktu pengumuman untuk mengetahui hasil jerih payah selama 3 Tahun yang ditentukan hanya dalam waktu 4 hari, dan kemudian mempersiapkan langkah apa yang harus mereka ambil menghadapi momok terberat yaitu mau kemana mereka selanjutnya . 

SMK bertujuan memberikan bekal dan kecakapan khusus bagi para lulusannya. Para lulusan SMK idealnya merupakan orang-orang yang menjadi tenaga siap pakai untuk dunia usaha/industri serta menjadi profesional. 

Tapi kemudian, kenyataan yang terjadi berbanding terbalik dengan tujuan dasar dari SMK itu sendiri.

Silahkan Klik jika ingin membuat berbagai macam jenis desain grafis online yang hadir dalam bentuk website maupun aplikasi smartphone berbasis Android dan iOS : Canva Desain.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2017 di Sulsel sebesar 5,61 persen meningkat dibandingkan Agustus 2016 yang besarannya 4,80 persen.

Dilihat dari tingkat pendidikan pada Agustus 2017, TPT Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) paling tinggi di antara tingkat pendidikan yang lain yaitu sebesar 11,92 persen. Kemudian disusul oleh Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 9,62 persen. Data ini menggambarkan adanya kesenjangan antara kebutuhan di dunia kerja dengan penyediaan tenaga kerja dari institusi pendidikan kejuruan.

Gejala kesenjangan ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain keterbatasan sarana praktik berteknologi baru, dan pembukaan sekolah atau program keahlian baru yang tidak berdasar pada analisis proyeksi keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja.

Tantangan ini tentunya harus dijawab oleh para pengelola satuan pendidikan SMK lewat kerja keras guna meningkatkan daya saing lulusan SMK di tahun-tahun mendatang. Apalagi, persoalan daya saing lulusan SMK ini dijadikan persoalan serius oleh presiden hingga mengeluarkan Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK. Inpres inilah yang harusnya dipahami secara integratif dan komprehensif untuk menemukan solusi akan masalah kesenjangan yang terjadi.

Dengan memahami secara integratif dan komperensif Instruksi Presiden tentang Revitalisasi SMK maka dapat ditarik beberapa solusi yang penting untuk meningkatkan daya saing lulusan SMK guna mengatasi kesenjangan antara kebutuhan di dunia kerja dengan penyediaan tenaga kerja dari institusi kejuruan antara lain:

Pertama,profesionalisme yang terus berkembang. Hal ini ditujukan pada peningkatan kemampuan sikap dan keterampilan guru guna menjawab kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan karakteristik siswa dan dunia industri.

Kedua, ketercukupan guru produktif, baik dari sisi kualifikasi maupun kompetensi.
Jika hanya bertumpu pada rekruitment Pegawai Negeri Sipil (PNS) maka ketercukupan guru produktif akan sangat lama. Meskipun pemerintah memberikan solusi melalui Program Keahlian Ganda (PKG) namun seyogyanya program ini diperuntukkan untuk guru muda saja mengingat pemenuhan keterampilan dan profesionalisme guru akan digenjot dalam waktu singkat.

Ketiga, rekruitmen kepala sekolah. Mengingat posisinya yang penting dan strategis, maka perlu dipertimbangkan satu kriterianya harus berasal dari guru produktif atau berangkat dari sekolah kejuruan. Sehingga telah memahami dasar, konsep, dan pengembangan sekolah vokasi.

Keempat, kerjasama dengan dunia usaha/industri. Untuk menyalurkan lulusan SMK maka perlu keterlibatan dan dukungan dunia industri yang ada di daerah. Karena itu, perlu fasilitasi pemangku kebijakan maupun instansi terkait agar dunia usaha/industri membuka diri untuk tempat praktik siswa, magang guru, serta membantu sarana praktik melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR).

Kelima, pengkajian dan pengendalian program keahlian. Agar lulusan SMK dapat terserap pada dunia kerja maka perlu adaja pengkajian dan pengendalian program keahlian, baik pada sekolah yang telah berjalan maupun sekolah yang akan didirikan guna mensinergikan kebutuhan pasar kerja. Pengkajian dan pengendalian ini dapat beracu pada keadaan wilayah di mana sekolah atau program keahlian tersebut akan dibuka.

Dengan menjalankan kelima solusi di atas, maka lulusan SMK akan memiliki kemampuan atau kesiapan mental. Dengan begitu mereka dapat terus bertahan, berkarya, berkembang, dan berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan. Dan pada akhirnya mereka tidak hanya dapat memotong jarak kesenjangan antara kebutuhan di dunia kerja dengan penyediaan tenaga kerja dari institusi pendidikan kejuruan, tapi juga ikut membantu memajukan daerahnya. Aamiin...

 Rahmat Hidayat, S.Pd.I., M.Pd.
(Guru SMKN 2 Soppeng)