Peringati Adat 30 September, Soppeng Memiliki Sejarah Kerajaan Adil dan Bijak -->
Cari Berita

Peringati Adat 30 September, Soppeng Memiliki Sejarah Kerajaan Adil dan Bijak

BUGISWARATA.com, Soppeng -- Sejarah pada tanggal 30 September dimana daerah Kabupaten Soppeng telah mencatat sejarah di pimpin oleh dua kerajaan yang adil dan bijak juga mengutamakan pelayan kepada masyrakat, hal ini di ucapkan Pemerintah Kabupaten Soppeng H. Andi Kaswadi Razak saat menghadiri kegiatan acara adat di libureng Desa Gorie, Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng, Sulsel. Sabtu (30/9/17)


Dalam kegiatan acara ini disebut Mattoriolo Rigoarie, dilakukan penyembelian se ekor kerbau sebagai tanda rasa wujud dan rasa syukur masyarakat atas rejeki yang diberikan oleh yang kuasa, juga sebelum kegiatan di mulai beberapa musik alat tradisional di peragakan termasuk pemukulan gong, gendang dan tarian adat budaya Mallangi Arajang yang di peragakan delapan Bissu yang mewakili 40 bissu di wilayah soppeng.

Bupati Soppeng H. Andi Kaswadi menyampaikan pada orasinya bahwa kegiatan ini yang dilaksanakan hari ini tujuan utamanya adalah bersyukur kepada Allah.SWT, Dikisahkannya bahwa, tempat ini adalah monumen tanda lahirnya sejarah yang mencatat seorang pemimpin perempuan yang bernama We Temmapuppu Arung libureng yang bersepupu dengan Datu Soppeng (Raja Soppeng) pertama La Temmamala yang memerintah juga di Daerah Soppeng.

"Tempat ini memiliki sejarah dimana tercatat seorang pemimpin perempuan memimpin soppeng," Pangkas Kaswadi

Lanjut mantan Ketua DPRD Soppeng 2 priode ini, mengatakan bahwa Soppeng dulu pernah diperintah oleh dua raja yang dikenal dengan kerajaan kembar yang memerintah satu rakyat yaitu masyarakat soppeng.

Kaswadi berharap kepada seluruh masyarakat untuk menjaga kelestarian Budaya dan bersama-sama bergandeng tangan untuk mengawal dan menyukseskan setiap program pemerintah untuk keberhasilan pembangunan di Daerah Kabupaten Soppeng.

Turut hadir pada kegiatan ini, para perwakilan anggota Forkopimda, Plt.Sekda, para kepala Skpd, para camat, tokoh dari rumpung Arung Libureng dan Arung Marioriwawo, para kepala desa, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda dan undangan dari luar daerah serta ribuan masyarakat.


Mansur