Makassar, 24 Juli 2025 — Di balik hamparan hijau dan gugusan bukit Desa Wanua Waru, Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros, tersembunyi kisah tentang seorang mahasiswa dan mimpinya. Namanya Ajis Mansur, peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan dari Institut Teknologi dan Bisnis Maritim (ITBM) Balik Diwa Makassar. Ia datang tak hanya membawa semangat pengabdian, tetapi juga membawa visi besar: menjadikan Wanua Waru sebagai “Kampung Petualang.”
Bagi sebagian orang, KKN mungkin hanya sebuah kewajiban akademik. Namun bagi Ajis, ini adalah panggung untuk membangun narasi baru—sebuah upaya personal branding bukan untuk dirinya semata, tapi untuk desa yang ia anggap memiliki sejuta potensi.
> “Melalui personal branding ini, saya ingin memperkenalkan keindahan dan keunikan Desa Wanua Waru, khususnya bagi para pencinta petualangan yang mencari pengalaman wisata berbeda,” ujar Ajis dengan penuh antusiasme. “Dengan dukungan teknologi digital, saya optimistis ‘Kampung Petualang’ dapat berkembang pesat dan menjadi destinasi wisata favorit di Maros.”
Desa Wanua Waru bukan sekadar hamparan sawah atau hutan rimbun. Di balik hijaunya pepohonan, terdapat gua purba bernama Leang Panning Park yang menyimpan jejak sejarah dan keindahan alam bawah tanah. Sungainya yang jernih menjadi arena seru bagi pengunjung yang ingin menjajal river tubing, menyusuri arus sambil menikmati udara segar.
Tak jauh dari sana, Air Terjun Tuli Baruttung menjadi permata lain. Airnya jatuh deras membentuk kabut tipis, menciptakan suasana tenang yang kontras dengan dentuman air. Bagi mereka yang ingin memacu adrenalin, paralayang di atas desa menjadi penutup sempurna—membentang di langit, memandangi kehijauan dari ketinggian.
Ajis dan timnya tak sekadar mengajak orang datang. Mereka merekam semuanya dalam sebuah video after movie KKN yang memperlihatkan pesona alam dan aktivitas lapangan, sebagai bentuk promosi digital yang menyasar generasi muda pencinta petualangan.
Apa yang dilakukan Ajis dan rekan-rekannya bukan hanya menyenangkan mata, tapi juga menyentuh hati warga desa. Nurul Ika Wati, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wanua Waru, menyampaikan apresiasinya dengan hangat.
> “Saya sangat mengapresiasi hasil kerja adik-adik KKN Kebangsaan. Mereka membantu mempromosikan ekowisata berbasis masyarakat dalam mengelola dan melestarikan Leang Panning. Dengan demikian, masyarakat lokal bisa menjadi lebih mandiri dan ikut aktif dalam pengembangan wisata,” ungkapnya.
Dukungan juga datang dari Pemerintah Desa Wanua Waru. Mereka berharap langkah kecil ini bisa memicu manfaat ekonomi jangka panjang, sekaligus menjaga harmoni antara alam dan budaya lokal yang selama ini menjadi identitas desa.
Ajis mungkin akan kembali ke bangku kuliahnya, dan masa KKN akan berakhir. Namun jejaknya di Desa Wanua Waru akan terus terasa. Ia telah menyalakan lentera kecil di desa itu—sebuah cahaya harapan bahwa desa bisa berdiri tegak dengan identitasnya sendiri, menarik dunia untuk datang, melihat, dan merasakan.
Bagi Ajis, Kampung Petualang bukan sekadar slogan. Itu adalah kisah tentang keberanian bermimpi, di tengah sunyi desa yang kini tak lagi sepi.
📷 Instagram: @ajissurullah_