Bugiswarta.com, Jakarta -- Persoalan sampah kembali menjadi perhatian dalam pengembangan sektor pariwisata di Maluku. Hal ini disampaikan oleh legislator Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, usai melakukan kunjungan kerja bersama Komisi VII DPR RI ke Ambon 13/6.
Ketua PP TIDAR, sayap kepemudaan Partai Gerindra yang dibina langsung oleh Presiden Prabowo Subianto ini, menekankan pentingnya pengelolaan lingkungan dan kebersihan sebagai elemen pendukung utama kenyamanan wisatawan dan keberlanjutan destinasi wisata.
Menurutnya, pembangunan sektor pariwisata tidak bisa hanya bergantung pada infrastruktur dan aksesibilitas semata. Pengelolaan sampah yang baik merupakan aspek mendasar yang tidak boleh diabaikan. Hal tersebut juga sejalan dengan keinginan Presiden Prabowo Subianto Prabowo yang baru-baru ini menginstruksikan jajaran pemerintahannya agar mempercepat penanganan sampah dengan melibatkan pemerintah daerah secara aktif melaui rapat terbatas di Istana negara.
“Masalah sampah adalah salah satu hal paling merusak kenyamanan wisata. Jangan sampai akses sudah bagus, tapi wisatawan justru terganggu dengan pemandangan sampah yang berserakan,” ungkap Sarah mendukung penuh Program Presiden Prabowo Subainto di Legislatif
Pemilik sapaan mbak Sarah ini juga membagikan pengalamannya saat menyelam di salah satu destinasi wisata laut, di mana ia menemukan tumpukan sampah plastik yang mencemari perairan. Ia menilai kondisi seperti ini dapat mencoreng citra pariwisata daerah dan perlu segera ditangani secara menyeluruh.
Sebagai solusi, Rahayu mendorong pelibatan aktif masyarakat melalui penguatan kelembagaan lokal seperti koperasi bank sampah. Menurutnya, konsep ini tidak hanya menyelesaikan persoalan lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru.
“Kami sudah ajak anak-anak muda di sini untuk membentuk koperasi bank sampah. Sampah bukan cuma dibuang, tapi bisa diolah jadi energi, bahan bangunan, atau bahkan bahan baku jalan,” katanya.
Ia juga menyarankan pemanfaatan teknologi waste to energy untuk mengubah sampah menjadi sumber listrik alternatif. Selain itu, limbah plastik dapat diolah menjadi bahan pembuat aspal atau batu bata yang lebih tahan lama.
“Kalau dikelola dengan benar, sampah bisa jadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat sekaligus bikin lingkungan lebih bersih,” tambahnya.
Rahayu menekankan bahwa penguatan pengelolaan sampah harus berjalan seiring dengan proyek-proyek pembangunan besar yang sedang digencarkan pemerintah, termasuk sektor perumahan dan infrastruktur pariwisata. Ia berharap agar pengembangan pariwisata di Maluku dilakukan secara ramah lingkungan, berkelanjutan, dan berbasis masyarakat.
“Komisi VII siap mendorong kolaborasi lintas pihak, dari pemerintah pusat, daerah, hingga komunitas lokal, untuk bersama-sama menjawab tantangan ini. Karena pariwisata yang bersih dan nyaman adalah aset jangka panjang bagi Maluku,” tutup Rahayu.