Al-Hidayah: Menyebar Kebaikan Lewat Rasa – Kacipo Reyah Khas Bone -->
Cari Berita

Al-Hidayah: Menyebar Kebaikan Lewat Rasa – Kacipo Reyah Khas Bone


Narasumber:Ibu Sri Kurniaty. S (Owner Al-Hidayah)

Peneliti: Irma Martawati (Mahasiswa Pascasarjana IAIN Bone, Prodi Ekonomi Syariah)

Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Bone, memiliki kekayaan kuliner yang luar biasa. Di antara beragam cita rasa yang ada, hadir sebuah produk yang tidak hanya menggugah selera, tetapi juga membawa pesan kebaikan dan keberkahan. 


Berlokasi di Jalan K.H. Ramli Dalam No. 5, Masumpu, Tanete Riattang Barat, usaha dengan brand Al-Hidayah hadir sebagai inisiatif yang menyebarkan kebaikan melalui kelezatan Kacipo Reyah, camilan khas Bone yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kuliner daerah ini. Nama "Al-Hidayah" sendiri bermakna petunjuk dan bimbingan, mencerminkan harapan agar produk ini tidak hanya dinikmati, tetapi juga membawa nilai-nilai positif bagi siapa pun yang mengonsumsinya.


Usaha ini berawal dari sosok Ibu Sri Kurniaty, seorang wanita karir yang memutuskan untuk fokus mengurus keluarga, namun tetap ingin produktif dan berkontribusi pada ekonomi rumah tangganya.


 “Saya ingin tetap membantu ekonomi keluarga meski sudah tidak bekerja kantoran. Setiap hari saya mulai mengadon lima kilogram adonan sendiri, lalu kue-kue yang saya buat dititipkan di toko-toko dan warung. Ketika permintaan semakin banyak dan stok selalu habis, suami saya berkata, ‘Tidak cocok kalau tidak pakai karyawan.’ Saya menjawab, ‘Kalau pakai karyawan, gajinya dari mana?’ Lalu suami saya menyemangati, ‘Rezeki itu bukan kita yang atur. Mungkin ini jalan rezeki orang lain lewat usaha kita.’ Awalnya hanya dua orang karyawan, kini sudah menjadi sembilan orang,” tutur Ibu Sri.


Ia juga menambahkan bahwa sebagian besar pekerjanya adalah ibu rumah tangga yang tidak memiliki kegiatan produktif setelah menyelesaikan kewajiban rumah tangga. Bahkan, ia pernah mempekerjakan lima mahasiswa secara paruh waktu.


 “Saya sangat mendukung anak-anak muda yang mau bekerja dan tidak gengsi,” ujarnya.


Usaha ini memiliki akar dari warisan keluarga. Orang tua Ibu Sri dikenal sebagai pembuat kue kurma.


“Saya mengembangkan resep turun-temurun dari orang tua dan nenek saya. Banyak yang bilang rasanya unik dan punya ciri khas. Namun, setelah Ramadan dan di tengah pandemi COVID-19, saya mulai berpikir jenis kue apa lagi yang bisa dikembangkan agar tetap bisa menggaji karyawan,” jelasnya.


Dalam hal pemasaran, Ibu Sri mengaku berjuang sendiri sejak awal. Pengalamannya bekerja di bank sebelumnya membuatnya terbiasa dengan dunia marketing dan memiliki banyak relasi.


 “Saya sendiri yang menangani bagian pemasaran. Sudah biasa ditolak. Ada satu toko yang baru menerima produk saya setelah lebih dari satu tahun saya tawarkan,” kenangnya.


Untuk mendistribusikan dan memeriksa stok produk yang telah masuk ke toko-toko, Ibu Sri dibantu oleh tim sales. Ia juga menjalin kerja sama dengan berbagai pihak agar produknya lebih cepat terjual.


“Marketing sangat penting dalam usaha ini. Saya bermitra dengan toko-toko di tingkat lokal, belum menggunakan kontrak resmi, hanya berdasarkan kepercayaan. Tapi untuk kerja sama dengan retail besar seperti Grand Mall, Alfamidi, dan lainnya, biasanya menggunakan sistem MOU, tergantung kebijakan masing-masing toko,” jelasnya.


Dalam pengadaan bahan baku, Ibu Sri sempat bermitra dengan distributor. Namun, sejak pandemi, ia memilih membeli secara eceran di toko-toko terdekat.


“Saat ini, mitra yang masih berjalan adalah untuk pengadaan minyak goreng. Kami hanya menggunakan minyak Fortune,” tambahnya.


Produk Kacipo Reyah kini telah dipasarkan ke berbagai daerah, bahkan sudah ada kerja sama dengan pihak eksportir untuk pengiriman ke luar negeri dalam jumlah besar.


 “Alhamdulillah, produksi meningkat karena permintaan juga semakin tinggi,” kata Ibu Sri.

Usaha ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan keluarganya, tetapi juga masyarakat sekitar, termasuk mahasiswa yang membutuhkan pekerjaan paruh waktu. Pemerintah daerah, khususnya Dinas Perindustrian, juga memberikan dukungan yang sangat positif. 


Dengan kualitas rasa yang terjaga dan komitmen menyebarkan kebaikan melalui produk, Al-Hidayah menjadi contoh nyata bagaimana usaha rumahan bisa tumbuh, memberi manfaat luas, dan tetap membawa nilai-nilai Islami dalam setiap langkahnya.