Manisnya Peluang Halal Lokal: Strategi Industri Gula Semut Aren yang Menginspirasi -->
Cari Berita

Manisnya Peluang Halal Lokal: Strategi Industri Gula Semut Aren yang Menginspirasi


Narasumber: Ibu A. Badrini, (Owner Semogalaris Gula Semut Aren)

Oleh: Irma Martawati, (Mahasiswa Pascasarjana IAIN Bone, Prodi Ekonomi Syariah)

Di tengah arus globalisasi dan persaingan pasar yang semakin ketat, kekayaan sumber daya alam lokal seringkali terlupakan. Namun, di balik kesederhanaannya, tersimpan potensi besar yang mampu menggerakkan roda perekonomian dan memberdayakan masyarakat. 


Salah satu contohnya adalah gula semut aren, pemanis alami yang tak hanya menawarkan cita rasa khas, tetapi juga membuka "manisnya peluang" di pasar halal lokal.


Salah satu contoh nyata dari potensi tersembunyi ini adalah gula semut aren. Pemanis alami yang dihasilkan dari nira pohon aren ini tidak hanya menawarkan cita rasa khas yang berbeda dari gula tebu, tetapi juga membuka "manisnya peluang" di pasar halal lokal. 


Keunikan rasa, proses pembuatan yang seringkali masih tradisional, serta statusnya sebagai produk alami dan halal, menjadikan gula semut aren memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumen yang semakin sadar akan kesehatan dan kehalalan produk. Potensi inilah yang seharusnya perlu digali dan dikembangkan lebih lanjut.


Berdasarkan yang di sampaikan oleh Ibu A. Badrini Owner dari Gula semuat Aren, bahwa berawal dari adanya kegiatan penyuluhan sehingga muncullah ide menciptakan produk baru dengan nama produk Gula semut Aren, dengan variasi stik gula.


 Namun produksinya tidak begitu lancar disebabkan, bahan baku gula merah yang menjadi bahan dan sumber utamanya sudah sulit ia dapatkan karena beberapa pembuat gula merah aren sudah beralih propesi ke kerjaan lain. Meski masih banyak yang menjual gula merah namun, kualitas yang berbedah.


 “Produk gula semut aren ini sudah tersalurkan ke beberapa tempat termasuk toko Amanda, dan Surya Indah. Adanya kerja sama ini sangat membantu proses penjualan produk gula semut Aren ini,” ucapnya.


 “Namun karena sering mengalami kekurangan stok gula merah yang kualitasnya memang sesuai yang saya inginkan, membuat produksi saya benar hanya dilakukan ketika ada pesanan tertentu saja,” tambahnya.


 Di sebabkan ibu A. badrini memiliki pekerjaan lain, sehingga memang produk ciptaannya ini hanya diproduksi diwaktu ada pemesanan saja dan kerika mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan produk lokal.


  “Penjualan gula semut aren ini memang hanya sebagai tambahan kegiatan, karena saya juga memiliki pekerjaan yang lain juga,” tuturnya lagi. 


Kehadiran produk gula semut aren ini membawa dampak positif yang signifikan, terutama bagi masyarakat petani yang secara tradisional berprofesi sebagai pembuat gula merah dari pohon aren. 


Dengan adanya diversifikasi produk menjadi bentuk semut yang lebih praktis dan memiliki nilai jual lebih tinggi, terbuka peluang peningkatan pendapatan dan kesejahteraan bagi para petani. Proses pembuatan gula semut aren seringkali melibatkan mereka secara langsung, sehingga keberadaannya secara nyata membantu mempertahankan mata pencaharian dan memberdayakan ekonomi komunitas lokal yang bergantung pada hasil hutan dan perkebunan aren.


Meskipun demikian, potensi pengembangan industri gula semut aren di tingkat petani seringkali belum dimaksimalkan. Para pembuat gula aren tradisional, meskipun memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menghasilkan bahan baku berkualitas, mungkin tidak memiliki fokus atau sumber daya yang cukup untuk mengembangkan produk turunan seperti gula semut secara optimal. 


Faktor-faktor seperti keterbatasan modal, kurangnya pengetahuan tentang pengemasan dan pemasaran modern, serta kurangnya akses ke jaringan distribusi yang luas, menjadi tantangan yang perlu diatasi agar potensi "manisnya peluang" dari gula semut aren dapat dirasakan secara maksimal oleh para petani.