Narasumber: Bapak Agus (Owner_2NUR), Peneliti : Irma Martawati (Mahasiswa Pascasarjana IAIN Bone, Prodi Ekonomi Syariah)
Tepatnya di Jalan MT. Haryono, Bulu Tempe, Tanete Riattang Barat, Kabupaten Bone, peneliti mengunjungi kediaman Bapak Agus, pemilik usaha 2NUR. Di balik renyahnya bawang goreng, segarnya asam, manis gurihnya keripik pisang, legitnya ubi cincang, hingga gurihnya kacang mete produksi 2NUR, tersembunyi bukan hanya cita rasa khas, namun juga jejak kearifan lokal.
Lebih dari sekadar cita rasa yang memanjakan lidah, produk-produk ini adalah manifestasi dari pengetahuan dan praktik tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi. Bagaimana cara pengolahan bahan baku lokal, pemilihan rempah yang tepat, hingga teknik memasak yang khas, semuanya berakar pada kebijaksanaan yang selaras dengan alam dan budaya setempat.
Wawancara mendalam dengan pelaku usaha 2NUR membuka tabir bagaimana kearifan lokal bukan hanya menjadi inspirasi, namun juga fondasi utama dalam membangun industri halal yang berkelanjutan.
Dari pemilihan jenis bawang lokal yang memberikan aroma khas pada bawang goreng, metode pengawetan buah asam secara alami, pemilihan jenis pisang dan ubi yang tepat untuk menghasilkan tekstur dan rasa keripik serta gorengan yang optimal, hingga proses sangrai kacang mete yang mempertahankan cita rasa autentik, semuanya adalah cerminan dari pemahaman mendalam terhadap potensi sumber daya alam sekitar.
Lebih jauh, praktik ini juga memberdayakan petani lokal dan menjaga keberlangsungan ekosistem.
Melalui produk-produknya yang beragam, mulai dari bawang goreng yang menjadi taburan favorit, asam yang menyegarkan, keripik pisang dan goreng ubi cincang sebagai camilan renyah, hingga kacang mete yang kaya nutrisi, 2NUR membuktikan bahwa kearifan lokal dan prinsip halal dapat berjalan beriringan, bahkan saling memperkuat.
Setiap produk bukan hanya memenuhi standar kehalalan, namun juga membawa cerita tentang kekayaan tradisi dan identitas lokal. Inilah warisan budaya yang menjelma menjadi kelezatan yang dapat dinikmati oleh siapa saja, sembari melestarikan nilai-nilai luhur daerah setempat.
Bapak Agus, pemilik 2NUR, mengungkapkan bahwa keberadaan usahanya ini memberikan peluang bagi masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Rata-rata pekerja yang dipekerjakan berasal dari kalangan ibu rumah tangga, terutama ibu tunggal yang sebelumnya hanya menjadi ibu rumah tangga biasa tanpa penghasilan dan sebagian juga hanya mengandalkan penghasilan suaminya, dan karena usaha ini sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat khususnya.
Ia juga menyampaikan, usahanya ini mendapat respons dan dukungan penuh di daerah tempat tinggalnya begitu pun dengan masyarakat setempat, serta yang tidak kalah menarik beliau juga melibatkan para petani setempat sebagai sumber penyedia bahan mentahnya. "Sehingga dengan begitu secara tidak langsung juga membantu para petani, baik itu petani bawang, pisang, ubi, dan asam,” terangnya.
Terbukti kelezatan dari produknya memberikan cita rasa tersendiri, yang selalu menggugah selera setiap pembelinya. Produk beliau sudah tersebar di berbagai minimarket ataupun swalayan yang ada di Kabupaten Bone dan juga di luar daerah.
Tentu hal ini tidak terjadi begitu saja tetapi Bapak Agus memberikan kualitas dari setiap jenis produk yang dimilikinya.
Selain produk yang berkualitas, terdapat hal penting yang menjadi sorotan yang disampaikan Bapak Agus bahwa ia menerapkan sistem pembayaran secara tunai kepada setiap pembelinya, begitu pun dengan yang menjalin mitra dengannya.
"Hal ini demi menjaga jalinan kerja sama yang berkepanjangan, karena baginya ketika sudah menyangkut uang itu sangat rawan membuat hubungan menjadi rusak,” tuturnya.
“Memberikan hutang sangatlah mudah, namun terkadang yang meresahkan adalah menagih utang, oleh sebab itu ia tidak mau merepotkan dirinya sendiri sehingga hanya menerapkan sistem penjualan dengan tunai, hal ini akan saling memudahkan dan melancarkan interaksi antara kedua belah pihak,” sambungnya.
Sistem penjualan tunai yang diterapkan Bapak Agus memicu semua produksi produknya dapat memasuki hampir semua swalayan yang ada di Kabupaten Bone. Bapak Agus menjalin kerja sama dengan siapa saja, tetapi dengan penilaian tersendiri yang ia terapkan setiap kali bertemu dengan seseorang yang berniat menjalin kerja sama dengannya.
“Setiap kali mendapat tawaran kerja sama, tentu saja saya tidak langsung menerima dan tidak juga langsung menolak, tetapi dengan penilaian tersendiri dari awal bertemu dengan seseorang, apakah dapat menjalin kerja sama dengan baik dan saling mempercayai, sebab kerja sama sangat memerlukan kejujuran, kegiatan apapun itu kejujuran selalu menjadi bagian paling utama,” tegasnya.
“Saya juga sangat bersyukur dan berterima kasih dengan adanya sistem kemitraan yang terjalin, karena dengan demikian sangat membantu kegiatan penjualan dan melancarkan produksi produk kami,” tuturnya.
Bapak Agus juga dengan senang hati mengantar sendiri produknya apabila ia mendapat pesanan yang berada di sekitar kota Bone.
Ungkapan tulus Bapak Agus mencerminkan betapa krusialnya sinergi dalam menjalankan roda bisnis. Beliau menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang mendalam atas terjalinnya sistem kemitraan.
Baginya, kolaborasi ini bukan sekadar formalitas, melainkan fondasi yang kokoh dalam menopang operasional perusahaan. Keberadaan mitra strategis terbukti menjadi katalisator utama dalam meningkatkan efisiensi penjualan produknya. Dengan adanya jaringan yang solid, produk-produk berkualitas yang dihasilkan Bapak Agus dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan beragam.
Lebih lanjut, sistem kemitraan ini juga memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kelancaran proses produksi. Koordinasi yang baik dengan para mitra memastikan ketersediaan bahan baku yang stabil, alur kerja yang terstruktur, dan distribusi yang efektif.
Hal ini secara langsung berkontribusi pada peningkatan kapasitas produksi dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang. Bapak Agus menyadari betul bahwa kesuksesan bisnisnya tidak dapat diraih secara individual, melainkan melalui jalinan kerja sama yang saling menguntungkan.
Dedikasi Bapak Agus terhadap pelanggan juga patut diapresiasi. Beliau tidak hanya mengandalkan sistem distribusi yang ada, tetapi juga menunjukkan komitmen personal dengan turun langsung mengantarkan produknya kepada pelanggan yang berlokasi di sekitar kota Bone.
Tindakan ini bukan hanya mempercepat proses pengiriman, tetapi juga mempererat hubungan emosional dengan para konsumen. Kepercayaan dan loyalitas pelanggan menjadi modal berharga bagi keberlangsungan bisnisnya.
Kisah Bapak Agus ini menjadi inspirasi bagi para pelaku usaha lainnya. Beliau membuktikan bahwa membangun relasi yang kuat dengan mitra dan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan adalah kunci utama dalam meraih kesuksesan. Sistem kemitraan yang solid dan sentuhan personal dalam melayani pelanggan bukan hanya melancarkan operasional bisnis, tetapi juga menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan.
Semangat kolaborasi dan orientasi pada kepuasan pelanggan inilah yang menjadi motor penggerak kemajuan usaha Bapak Agus di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.
“Kami juga tidak pelit dalam berbagi ilmu pengetahuan kepada adik-adik mahasiswi yang mengunjungi kami, dan dengan senang hati kami meluangkan waktu kepada adik-adik mahasiswi yang memang berkepentingan dengan kami apabila ada tugas kampus yang harus diselesaikan,” sambungnya lagi.
Keramahan dan kemurahan hati Bapak Agus terbukti dengan keberadaan usahanya meskipun belum memiliki akun Instagram, yang mana kalangan sekarang juga banyak mengandalkan Instagram. Namun, Bapak Agus hanya melakukan sebagian kecil pemasarannya lewat WhatsApp yang dimilikinya.