Gurihnya Abong Topaccing Halal: Kekuatan Kemitraan Lokal Menggema -->
Cari Berita

Gurihnya Abong Topaccing Halal: Kekuatan Kemitraan Lokal Menggema


Narasumber: Ibu Rukayah, (Owner_Ikan Abon Topaccing), Oleh: Irma Martawati (Mahasiswa Pascasarjana IAIN Bone,  Prodi Ekonomi Syariah)


 

Bugiswarta.com, Bone, di Sulawesi Selatan, memiliki kekayaan tradisi makanan yang unik dan beragam. Di tengah dinamika perkembangan industri kuliner modern, produk-produk makanan tradisional dengan sentuhan inovasi dan adaptasi terhadap kebutuhan konsumen terus bermunculan. Salah satu contoh menarik adalah "Ikan Abong Topaccing," yang berhasil menarik perhatian pasar lokal.



Ikan Abong Topaccing tidak hanya terletak pada cita rasa gurih dan kualitas produknya yang terjamin kehalalannya, namun juga pada strategi pengembangan bisnis yang mengedepankan kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak di tingkat lokal. Fenomena ini menarik untuk dikaji lebih dalam, terutama dalam konteks bagaimana kekuatan kemitraan lokal mampu menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan dan keberlanjutan sebuah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.



Ibu Rukayah owner dari Ikan Abon Topaccing, memulai bisnisnya dengan pelatihan atau pengembangan yang pernah ia ikuti di Kelurahan Lonrae, dan juga bahan baku utama dari Abon Ikan ini juga ibu Rukayah sangat mudah untuk di dapatkan di daerah tempat tinggalnya yang dengan laut, yang mana setiap harinya banyak nelayan yang dapat disaksikan depan rumahnya ketika dari laut menangkap ikan.



“Ketika ada kapal pembawa ikan, saya langsung dihubungi, sebab nelayan tau usaha saya yang bahan utamanya ikan dan juga saya sering membeli ikan-ikan yang masih baru ditangkap sehingga ini menjamin juga kualitas dari produksi Ikan Abon saya ini,” tuturnya



“Usaha Abon Ikan ini di mulai sejak tahun 2017, awalnya dari rumah ke rumah, sekarang sudah bias  keluar daerah, dan kabupaten, serta ketikan musim keberangkatan jamaah haji, banyak juga yang memesan untuk di bawah ke tanah suci,” pungkasnya.



Proses penjualan ibu Rukayah selain dapat dijual, langsung dengan pelanggan, dan juga lewat online melalui media whatsapp dan facebook dan  beliau juga melakukan kerja sama tau mitra dengan swalayan, baik di daerah, maupun diluar daerah tentunya.



“Untuk kegiatan penjualannya, tentu kami juga melakukan kerja sama dengan swalayan yang ada di kabupaten Bone. Selain itu kami punnya channel di kendari, dan  bau-bau yang selalu kami kirimkan, terutama ketika bulan puasa pesanannya membuat kami sangat bersyukur dengan adanya channel ini,” tuturnya.



“Nah untuk proses pembayaran yang kami terapkan dilakukan secara tunai artinya “ada barang dan harus dibayar” dengan melalui transfer ketikan jaraknya diluar daerah Bone,



Dengan usahanya ini beliau merasa sudah mendapat support yang cukup baik dari pemerintah,.

“Support usaha dari pemerintah setempat sangat mendukung dan tentu juga kami harus terus mengembangkan adaptasi di dengan keberadaan usaha ini, salah satunya kami dibantu untuk mendapatkan Label Halal, HKI,” ungkapnya.



Ibu Rukayah juga memberikan kebijakan dengan setiap mitra yang bekerja sama dengannya apabila misalnya terjadi kendala pembayaran.



“Kami memberikan kemudahan pembayaran, ketika misalnya ada kendala tetapi tidak juga membuat kami yang pada akhirnya kewalahan, artinya  usaha kami ini sangat membutuhkan pembayaran secepatnya juga sebab modal akan selalu kami putar terus menerus untuk membantu proses lancarnya suatu produksi dari usaha kami, jadi walaupun kami memberikan kemudahan pembayaran tetapi melihat juga kondisi dari pada usaha kami dengan dampak yang akan diberikan,” jelasnya.



“Selain itu kami juga melakukan kolaborasi dengan beberapa pemilik usaha yang bergerak di bidang UMKM juga, ketika ada pemesanan kami saling membantu. Produk kami dapat dikirim dengan bersamaan dengan semua produk yang tentu berbeda, kami bergabung dalam paguyuban yang semua pengusaha UMKM dapat bergabung,” ucapnya



Pengembangan sektor UMKM menjadi salah satu fokus utama dalam pembangunan ekonomi di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Sulawesi Selatan. UMKM memiliki peran penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Namun, dalam menghadapi berbagai keterbatasan sumber daya dan persaingan pasar, kolaborasi dan sinergi antar pelaku usaha serta dengan pihak-pihak terkait menjadi krusial. 



Di Kabupaten Bone, semangat gotong royong dan kearifan lokal tercermin dalam berbagai bentuk kemitraan yang berpotensi menjadi modal sosial yang kuat bagi pengembangan UMKM. Fenomena munculnya produk lokal yang sukses melalui penguatan kemitraan di tingkat lokal menjadi studi kasus yang menarik untuk memahami dinamika dan potensi model pengembangan UMKM yang berbasis pada kolaborasi