Novita Wijayanti Dorong Peningkatan Kesiapsiagaan Bencana Melalui Basarnas dan BMKG -->
Cari Berita

Novita Wijayanti Dorong Peningkatan Kesiapsiagaan Bencana Melalui Basarnas dan BMKG


BUGISWARTA.COM, Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI, Novita Wijayanti, menyampaikan sejumlah catatan penting terkait kesiapsiagaan bencana dalam rapat kerja bersama Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jakarta. Menurut Novita, negara harus hadir untuk melindungi rakyat, terutama dalam situasi bencana yang kerap melanda Indonesia.


Dalam pertemuan tersebut, Novita mengapresiasi Basarnas yang selalu sigap sebagai garda terdepan penanganan bencana, seperti saat kejadian di Lewotobi. “Kehadiran Basarnas menunjukkan bahwa negara hadir di tengah rakyat saat situasi kritis. Perlunya peningkatan kemampuan tanggap darurat melalui pelatihan dan kolaborasi dengan elemen masyarakat di daerah rawan bencana,” ujarnya.


Namun, Novita juga mengkritisi rendahnya penyerapan anggaran untuk pembinaan tenaga SAR dan pengadaan sarana prasarana yang baru mencapai 63% dan 42% hingga Oktober 2024. Legislator dari Fraksi Gerindra ini mendorong percepatan penyerapan anggaran agar dapat lebih efektif mendukung fungsi utama Basarnas.


“Selain itu, penting untuk meningkatkan kecepatan informasi dalam penanggulangan bencana dan dukungan terhadap sistem komunikasi canggih yang terintegrasi dengan TNI, POLRI, dan BNPB,” lanjut Novita.


Novita juga menekankan pentingnya persiapan personil dan peralatan Basarnas mengingat Indonesia yang rawan gempa bumi dan letusan gunung berapi. Ia mengingatkan agar masyarakat di wilayah-wilayah rawan bencana dibekali pemahaman tentang cara evakuasi yang benar.


Menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2024, Novita meminta Basarnas meningkatkan kesiapan pos-pos tanggap darurat untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, dengan melibatkan berbagai pihak.


Sementara itu, Novita mendorong BMKG untuk meningkatkan akurasi dan kecepatan informasi dalam mitigasi bencana. “BMKG harus memperkuat kemampuan prediksi, baik untuk bencana yang dipicu faktor meteorologi maupun geofisika,” serunya.


Ia juga mengimbau BMKG untuk terus mengembangkan sistem peringatan dini dan edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya merespons informasi bencana. “Langkah ini krusial untuk mengurangi korban jiwa dan kerugian akibat bencana, serta mendukung kebijakan pembangunan yang lebih baik,” tambah Novita.


Melalui langkah-langkah tersebut, Novita berharap Indonesia akan semakin siap menghadapi potensi bencana dan melindungi keselamatan masyarakat secara lebih efektif.