Jika Dukung Anies dalam Pilkada Jakarta, PDIP Dianggap Alami Kemunduran -->
Cari Berita

Jika Dukung Anies dalam Pilkada Jakarta, PDIP Dianggap Alami Kemunduran


BUGISWARTA.com, JAKARTA --
Munculnya wacana bahwa PDIP akan mendukung Anies Baswedan dalam Pilkada Jakarta dianggap sebagai suatu kemunduran oleh pengamat politik Jajat Nurjaman. 


Menurutnya, keberhasilan PDIP mencetak hattrick dalam pemilu tidak akan berarti apa-apa jika mereka tidak mampu mencetak kader terbaik untuk maju dalam Pilkada Jakarta.


"Dalam dua kali Pilkada Jakarta sebelumnya, PDIP selalu sukses menghadirkan kandidat kuat sebagai pesaing. PDIP merupakan partai yang tidak kekurangan stok calon dalam pilkada. Jika kali ini mengusung Anies Baswedan, hal ini dianggap kemunduran mengingat Jakarta hingga saat ini masih merupakan barometer politik nasional," ujar Jajat.


Jajat menilai isu dukungan terhadap Anies bisa saja hanya merupakan isu sumir yang sengaja dihembuskan dengan tujuan tertentu. Mengingat nama Ridwan Kamil sebagai penantang yang disebut tengah mendapatkan rekomendasi dari Gerindra dan Golkar, PDIP mungkin mempertimbangkan langkah strategis lainnya. PDIP dikenal dengan keputusan last-minute terkait pilkada, sehingga bisa saja muncul kejutan di akhir seperti era Jokowi-Ahok.


"Sebagai pemenang pemilu dan dengan pengalaman pernah berkuasa di Jakarta, saya kira PDIP tidak akan gegabah dalam memberikan rekomendasi dukungan, khususnya dalam Pilkada Jakarta. Belum lagi ada nama-nama top seperti Ahok, Pak Djarot, dan Pak Andika Perkasa, yang membuat PDIP memiliki banyak pilihan," jelas Jajat.


Jajat menambahkan bahwa PDIP memiliki rekam jejak kuat dalam memilih calon pemimpin di Jakarta, dan akan memanfaatkan momen ini untuk menampilkan calon yang solid dan berpotensi besar menang. Mengingat Pilkada Jakarta selalu menjadi sorotan nasional, keputusan PDIP akan memiliki dampak besar terhadap citra partai di mata publik.


"Dukungan terhadap Anies bisa dianggap sebagai langkah mundur jika PDIP tidak mampu menunjukkan bahwa mereka memiliki kader yang lebih kompeten dan sesuai dengan aspirasi masyarakat Jakarta," tambahnya.


Dengan demikian, PDIP perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait dukungan di Pilkada Jakarta. Partai harus mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk pandangan publik, kekuatan lawan politik, serta potensi kader internal. Keputusan yang tepat akan memastikan PDIP tetap relevan dan kuat dalam peta politik nasional.


Sebagai penutup, Jajat menyampaikan bahwa keputusan PDIP akan sangat dinantikan oleh banyak pihak. "Apa pun keputusan PDIP, ini akan menjadi penentu masa depan politik mereka, khususnya di Jakarta. Keputusan ini akan menunjukkan apakah PDIP masih mampu mencetak pemimpin berkualitas atau tidak," tutup Jajat.