Layu sebelum berkembang, oh bunga yang tersayang, Nasibmu sungguh tak adil, takdir telah menentang.
Kau lahir dengan indah, harummu menghiasi pagi, Namun takdir berkata lain, engkau harus pergi.
Cantikmu tak bertahan lama, kau layu sebelum waktumu, Bunga-bunga lain berseri, sementara engkau merana.
Sinar mentari tak lagi menyapamu dengan lembut, Kau terkulai rapuh, tiada yang bisa menolong.
Mengapa, oh mengapa, bunga kecil yang rapuh, Diberi kehidupan hanya untuk mati dengan tergesa?
Mungkin itulah takdir, misteri yang tak bisa dijelaskan, Kau hanya bisa menerima, meski hatimu pilu terluka.
Meski kau layu sebelum berkembang, kenangan tetap abadi, Bunga-bunga lain mungkin tumbuh, namun engkau tetap dalam ingatan.
Bunga yang singkat tapi manis, meninggalkan jejak yang mendalam, Kau mengajar kita tentang keindahan dan kehancuran.
Layu sebelum berkembang, takdir yang tak bisa diubah, Kau menjadi simbol kehidupan yang rapuh dan sementara.
Kita belajar darimu, tentang kehidupan yang penuh warna, Meski singkat, namun arti kehadiranmu tak terlupakan.