PUISI -- Di hadapan kita kini terbentang jalan, Kebaikan terhalang, kemaksiatan didukung, Laksana pungguk merindukan bulan, Nilai luhur bagai debu tertiup angin lungkrah.
Kebaikan yang suci berjuang sendirian, Di balik tirai dunia yang kelam, Terbelenggu oleh hasrat kebendaan, Cahaya redup di selimut malam.
Sementara itu, kemaksiatan merajai panggung, Dibiayai oleh kuasa tanpa nurani, Menari bebas di atas luka hati, Menabur janji palsu, membuai sanubari.
Namun, meski jalan penuh duri, Ada harapan di balik tirai kelam, Hati yang tulus takkan berhenti, Menyebar sinar meski terhadang malam.
Kita berdiri di persimpangan waktu, Pilihan ada di tangan kita kini, Membangun jembatan dari hati yang rapuh, Melawan badai, menerjang aral pasti.
Dalam setiap langkah kecil penuh arti, Ada doa dan harapan yang tak pudar, Menghidupkan kembali cahaya ilahi, Di tengah dunia yang penuh gemuruh dan debur.
Mari kita berjanji dalam senyap, Meski kebaikan terhalang, takkan gentar, Bersama kita lawan arus yang deras, Demi masa depan yang terang dan benar.
Usman/ 17 Mei 2024