Perlu Tidaknya Penambahan Kabinet, Baiknya Percayakan Saja Kepada Prabowo-Gibran -->
Cari Berita

Perlu Tidaknya Penambahan Kabinet, Baiknya Percayakan Saja Kepada Prabowo-Gibran

Perlu Tidaknya Penambahan Kabinet, Baiknya Percayakan Saja Kepada Prabowo-Gibran

Bugiswarta.com, Munculnya isu tentang penambahan Kabinet dalam pemerintahan Prabowo-Gibran baiknya dilihat dari segi kebutuhannya dan tidak hanya fokus kepada isu tentang bagi-bagi jabatan semata. 


Pasalnya, Isu penambahan Kementrian belum spesifik untuk bidang apa, untuk itu reaksi berlebihan terkait isu penambahan Kementrian ini dinilai tidak tepat. Demikian dikatakan pengamat politik Jajat Nurjaman.


“Adanya Undang-Undang yang membatasi jumlah Kementrian menjadi dasar jika penambahan ini tidak bisa dilakukan serta merta dan memerlukan proses perubahan atas UU tentang Kementrian itu sendiri, sebaliknya isu terkait Kementrian ini jangankan hanya bersifat penambahan ini selama Presiden berkehendak dan memandang perlu tentu merupakan hal yang wajar selama itu tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku”, tutur Jajat.


Jajat menambahkan, salah satu program unggulan Prabowo-Gibran adalah pemberian makan siang gratis dan susu untuk pelajar dan santri, hal ini tentu saja bersinggungan dengan Kementrian lain seperti Kemendikbud, Kementrian Agama yang membawahi sekolah diluar Kemendikbud, Kemensos dan Kemenkes dan lain sebagainya, apakah program ini akan ditangani lembaga sendiri atau hanya sebatas pembagian tugas diantara Kementrian terkait, lalu bagaimana petunjuk teknisnya dan pembagian tugasnya hal ini tentu saja sulit dilakukan bila tidak ada lembaga khusus yang menanganinya.


“Baik itu Penggabungan lembaga, pembubaran hingga penambahan Kementrian selama dijalankan sesuai dengan prosedur sebagai mestinya tentu tidak menjadi masalah dan semestinya pandangan terkait perlu atau tidaknya kita harus percayakan kepara Prabowo-Gibran, saya kira kisruh tentang isu ini hanya sebatas dilatarbelakangi kepentingan politis semata tidak dilihat dari perspektif tentang apa yang menjadi kebutuhannya kelak”, tutup Jajat.