Jenderal TNI (Purn) Andi Muhammad Jusuf Amir, Kecintaan pada Prajurit dan Kehidupan Sederhana -->
Cari Berita

Jenderal TNI (Purn) Andi Muhammad Jusuf Amir, Kecintaan pada Prajurit dan Kehidupan Sederhana


BUGISWARTA.com, Jakarta -
Andi Muhammad Jusuf Amir, atau yang dikenal dengan M. Jusuf, merupakan tokoh militer yang sangat dihormati dan dikenal luas di kalangan prajurit. Lahir di Bone pada tanggal 23 Juni 1928, M. Jusuf pernah menjabat sebagai Panglima TNI pada periode 1978-1983.


Sebagai seorang jenderal lapangan, M. Jusuf mengalami banyak pengalaman di medan tempur. Dia telah menghadapi berbagai medan pertempuran, mulai dari zaman Revolusi Kemerdekaan, meredam pemberontakan bersenjata Permesta, DI/TII Kahar Muzakar, hingga terlibat dalam operasi di Timor-Timur yang sekarang dikenal sebagai Timor Leste.


Tidak hanya dikenal sebagai pahlawan di medan tempur, M. Jusuf juga dikenal sebagai pemimpin yang sangat peduli dengan kesejahteraan prajuritnya. Keperhatiannya terhadap para prajurit membuatnya sering mengecek rumah tangga dan kondisi makanan yang mereka terima. Tak heran, M. Jusuf sangat dicintai oleh anak buahnya.


"Sangat dihormati, bahkan sampai dicium tangannya oleh anak buah. Belum ada lagi Panglima seperti beliau," ungkap Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dalam buku biografinya berjudul 'Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto', dikutip pada Jumat (25/2/2022).


Kepedulian M. Jusuf terhadap para prajuritnya dirasakan secara nyata ketika ia mengunjungi berbagai barak, kompi, dan batalyon di seluruh Indonesia. Hampir sebagian besar waktunya dihabiskan untuk mendengarkan keluhan para prajuritnya dan memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh anak buahnya di lapangan.


Pada suatu kesempatan, M. Jusuf melakukan inspeksi di Markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Cijantung. Di sana, ia mengecek barak yang ditempati oleh Prabowo dan bertanya mengenai permasalahan yang ada. Prabowo memberitahu bahwa saat itu kompi yang ia pimpin mengalami kesulitan dengan pasokan air.


Tanpa ragu, M. Jusuf langsung memerintahkan Asisten Logistik (Aslog) TNI, Laksda TNI Rudolf Kasenda, untuk menyediakan pompa air untuk kompi Prabowo. Pompa dan menara air yang diminta Prabowo akhirnya tersedia sebulan kemudian.


Kesederhanaan M. Jusuf juga menjadi daya tarik bagi para bawahannya. Ketika Prabowo, yang kala itu berpangkat Letnan Satu (Lettu), berhasil melakukan operasi pengejaran terhadap Presiden Fretilin Nicolau dos Reis Lobato di Timor-Timor, M. Jusuf datang dan menjemputnya dengan helikopter sebagai tanda penghargaan atas keberhasilannya.


Meski memiliki sejumlah jabatan penting di pemerintahan Presiden Soeharto, seperti Menteri Perdagangan, Menhankam/Pangab selama 5 tahun, Menteri Perindustrian selama 10 tahun, dan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama 5 tahun, kehidupan M. Jusuf jauh dari kemewahan. 

Prabowo mengingat kunjungannya ke kediaman M. Jusuf pada tahun 1982 dan 1995, di mana perabot rumah dan kehidupan M. Jusuf sama sekali tidak mengalami perubahan dari tahun ke tahun.


"Saya sangat terkesan dengan Jenderal Jusuf. Hidupnya sangat sederhana. Beliau adalah prajurit, jenderal, dan panglima yang tidak ingin menyusahkan bekas anak buahnya yang sedang aktif dengan meminta berbagai fasilitas. Beliau ingin mandiri dan berdiri di atas kaki sendiri," ujar Prabowo.


Kecintaan dan dedikasi M. Jusuf terhadap prajurit dan gaya hidup sederhananya membuatnya menjadi sosok yang dihormati dan menjadi teladan bagi para penerusnya dalam mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai prajurit TNI.