Gaungkan Kebijakan Hilirisasi, Prabowo Adalah Bung Karno Masa Kini -->
Cari Berita

Gaungkan Kebijakan Hilirisasi, Prabowo Adalah Bung Karno Masa Kini

Alumni STKIP Muhammadiyah Bone/ Universitas Muhammadiyah Bone, Usman, S.Pd, MH

Bugiswarta.com, Opini -- Indonesia, sebagai negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam, telah lama bercita-cita untuk mengoptimalkan potensi ekonomi yang dimilikinya. Salah satu pendekatan yang sering digunakan untuk mencapai tujuan ini adalah hilirisasi, yaitu kebijakan untuk mengubah bahan baku mentah menjadi produk jadi dengan nilai tambah yang lebih tinggi. 


Meskipun gagasan ini bukanlah hal yang baru, namun pelaksanaannya di era modern seringkali menghadapi berbagai tantangan dan kendala. 


Namun, tampaknya ada sosok yang menggema semangat hilirisasi seperti yang pernah diidolakan oleh Bapak Bangsa, Soekarno. Dalam konteks ini, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto muncul sebagai tokoh yang total mendukung kebijakan hilirisasi dengan semangat yang mengingatkan pada jejak Bung Karno.


Bung Karno, seorang pendiri negara dan pejuang kemerdekaan Indonesia, telah lama dihormati sebagai pemimpin yang gigih memperjuangkan kemandirian dan keadilan bagi rakyatnya. Semangat nasionalisme yang diusungnya adalah pondasi utama dalam membangun negara dan ekonomi yang kokoh. 


Salah satu pandangannya yang relevan dengan konteks hilirisasi adalah upaya untuk mengubah ekonomi negara dari yang tergantung pada ekspor bahan mentah menjadi ekonomi yang berbasis industri. Inilah yang dikenal dengan konsep "industrialisasi" dalam era Soekarno.


Prabowo Subianto, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan, muncul sebagai tokoh yang membumikan semangat serupa. Kebijakan yang diperjuangkannya adalah hilirisasi, yang sejalan dengan cita-cita Bung Karno dalam memajukan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. 


Melalui hilirisasi, bahan baku yang selama ini diekspor mentah dapat diolah menjadi produk jadi dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Prabowo juga memahami pentingnya pengembangan industri dalam upaya mencapai kemandirian ekonomi dan meningkatkan daya saing negara.


Dalam konteks hilirisasi, salah satu langkah yang diambil oleh Prabowo adalah mempromosikan pengembangan industri pertahanan. Ia meyakini bahwa industri pertahanan dapat menjadi pendorong utama hilirisasi di Indonesia. 


Hal ini sejalan dengan visi Bung Karno yang ingin melihat Indonesia berdiri tegak sebagai negara yang mandiri dan berdaulat. Dengan mengembangkan industri pertahanan, Indonesia dapat memproduksi alat-alat pertahanan sendiri, mengurangi ketergantungan pada impor, dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.


Namun, dalam menggambarkan paralelisme antara Prabowo dan Bung Karno dalam hal hilirisasi, penting untuk diakui bahwa konteks dan tantangan yang dihadapi keduanya sangat berbeda. Bung Karno berjuang dalam kondisi pasca-kolonialisme dan penjajahan, sedangkan Prabowo menghadapi tantangan dalam era globalisasi yang kompleks. Namun, semangat untuk membangun ekonomi yang mandiri dan adil tetap menjadi benang merah yang menghubungkan keduanya.


Selain itu, penting untuk memahami bahwa hilirisasi tidak hanya tentang ekonomi semata, tetapi juga tentang kedaulatan dan penguatan identitas nasional. Bung Karno sangat vokal tentang pentingnya membangun "ekonomi rakyat" yang tidak hanya berfokus pada keuntungan ekonomi, tetapi juga pada kesejahteraan sosial. 


Prabowo juga menegaskan pentingnya hilirisasi dalam mengurangi ketergantungan pada luar negeri, mengamankan sumber daya alam, dan memperkuat kedaulatan nasional.


Selain itu, keduanya juga memahami bahwa hilirisasi memerlukan dukungan yang luas dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat. Bung Karno pernah menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam upaya mencapai industrialisasi. Prabowo juga memiliki pandangan yang serupa, di mana dia berusaha menjalin kemitraan strategis dengan negara-negara lain untuk mendukung hilirisasi dan pengembangan industri pertahanan Indonesia.


Meskipun ada banyak kesamaan dalam semangat dan tujuan antara Prabowo dan Bung Karno dalam konteks hilirisasi, hal ini tidak berarti bahwa keduanya adalah salinan satu sama lain. Prabowo memiliki pendekatan yang sesuai dengan era dan tantangan yang dihadapi saat ini. Namun, perbandingan ini dapat memberikan pandangan yang menarik tentang bagaimana pemimpin masa kini dapat mengambil inspirasi dari pemimpin masa lalu dalam upaya memajukan negara.


Dalam akhir kata, semangat hilirisasi yang digaungkan oleh Prabowo mirip dengan semangat nasionalisme yang pernah ditanamkan oleh Bung Karno. Meskipun konteksnya berbeda, tetapi tekad untuk membangun ekonomi yang mandiri, adil, dan berdaulat tetap menjadi titik temu antara keduanya. 


Dengan mengambil inspirasi dari jejak Bung Karno, Prabowo telah menunjukkan bahwa semangat nasionalisme dan kebijakan ekonomi yang progresif dapat bersinergi dalam mencapai kesejahteraan rakyat dan membangun Indonesia yang lebih baik.