Jakarta - Wanita Tani Indonesia memiliki peran ganda dalam fungsi reproduksi sebagai ibu rumah tangga dan fungsi produksi sebagai penambah kekuatan ekonomi dalam ketahanan keluarga.
Peran wanita tani juga dalam ruang terbuka publik secara cukup besar.D i wilayah pedesaan Indonesia, kebanyakan wanita tani, mengambil keputusan dengan mempertimbangkan beragam faktor yang mempengaruhi kehidupan keluarga mereka.
Peran deseminasi informasi kepada wanita tani, akan menjadi input penting untuk modernisasi produksi pertanian dan manajemen rumah tangga di wilayah desa di Indonesia.
Karena pentingnya peran wanita tani, maka diperlukan
adanya pendidikan dan pelatihan wanita tani khusunya mengenai teknologi yang diperlukan, sehingga mereka
dapat melakukan kegiatannya dengan lebih baik.
Di masa mendatang peran Wanita Tani Indonesia- HKTI, diproyeksikan lebih besar lagi, sebagai bagian dari upaya mmembangun mind-set dengan pola-pola pertanian cerdas iklim, peningkatan produktivitas serta pendapatan untuk membangun ketahanan pangan didukung adaptasi terhadap kejadian cuaca ekstrim, terkait iklim dan mitigasi.
Atas dasar pertimbangan kebutuhan mendesak dan menguatkan kerja-kerja Wanita Tani Indonesia – HKTI, maka sesuai dengan hasil Musyawarah Nasional ke III di Bogor, pada tahun 2022 lalu, dan kerja-kerja Wanita Tani Indonesia - HKTI, perlu mengadakan Pelantikan Pengurus DPP Wanita Tani Indonesia HKTI periode 2022 – 2027, serta Rapat Kerja I, guna pencapaian kerja dan kemajuan yang lebih produktif kepada seluruh anggota Wanita Tani Indonesia dimasa mendatang.
Acara pelantikan dan raker I ini dilakukan pada 17 Mei 2023 dihadiri diantaranya Menteri Pertanian RI, Bapak Fadli Zon sebagai Ketua HKTI, Bapak Achmad Muzani (Wakil Ketua MPR RI), Bapak G Budi Djiwandono (Ketua Pemuda Tani Indonesia) serta jajaran Eselon I Kementerian Pertanian.Terpilih sebagai pengurus adalah Anita Ariyani sebagai Ketua Umum dan Farahdibha Tenrilemba sebagai Sekretaris Jenderal.
Profil Wanita Tani Indonesia
Wanita Tani Indonesia dibentuk tahun 1979. Nyonya Mien Sughandi sebagai pendiri dan pemimpin pertama Wanita HKTI. Wanita Tani HKTI telah 3 kali ganti nama. Pada tahun 1984-1983 bernama Departemen wanita Tani HKTI. Pada periode 1993-1999 berubah nama jadi Basus Wanita HKTI. Pada Pertemuan Nasional Basus HKTI tanggal 25 maret 2011 di Jakarta ditetapkan perubahan nama menjadi Wanita Tani HKTI. Lalu pada MUNAS III tahun 2022, tercantum pada ART Bab I (1) ditetapkan nama menjadi WANITA TANI INDONESIA.
Wanita Tani Indonesia memiliki visi mewujudkan Wanita Tani yang mandiri, demokratis, mempunyai harkat dan martabat luhur dalam memberdayakan dan mensejahterakan wanita Indonesia khususnya wanita tani, demi terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender.
Misi dari Wanita Tani Indonesia
Wanita tani memiliki misi untuk memperjuangkan kebijakan pubik yang berpihak bagi tumbuh kembangnya peran serta Wanita Tani dalam pembangunan.
Memperkuat kemandirian dan keberlanjutan organisasi Wanita Tani Indonesia.
Terlaksananya kesetaraan dan keadilan gender di segala bidang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Meningkatkan akses pelaku usaha agribisnis di kalangan Wanita Tani terhadap berbagai sumber daya, baik dalam pelayanan, pendanaan, pemasaran, serta membangun kebersamaan, jaringan komunikasi