Sosialisasi 4 Pilar, Novita Ingatkan Krisis Jiwa Toleransi Pelajar -->
Cari Berita

Sosialisasi 4 Pilar, Novita Ingatkan Krisis Jiwa Toleransi Pelajar

BUGISWARTA.Com, JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Hj Novita Wijayanti, SE.,MM mengingatkan kepada pelajar tentang bagaimana membangun jiwa toleransi.

Hal itu disampaikan Novita Wijayanti saat sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan daerah pemilihannya (Dail) Jawa Tengah VIII yang meliputi Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap, 5 Maret 2023.

Kepada warga sekitar Sidanegara, perangkat desa, dan pengurus sayap partai Gerindra Kabupaten Cilacap, Novita mengaku dikejutkan oleh pemberitaan telah terjadinya penyerangan di salah satu sekolah di Cilacap yang dilakukan oleh ratusan pelajar. 

“Pada awal tahun 2023 ini, kita semua sangat-sangat membuat kita mengelus dada. Prihatin dan sangat menyesalkan mengapa hal ini dapat terjadi. Tepatnya pada tanggal 16 Januari 2023 telah terjadi aksi penyerangan pada SMK Komputama milik Yayasan El-Bayan yang berada di Desa Jambusari, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah,” kata Novita di markas Novita Centre Jl. Rinjani Sidanegara, Kecamatan Cilacap Utara.

Dia mendapatkan informasi tentang ratusan pelajar dengan berboncengan sepeda motor melintas di SMK tersebut kemudian turun dan menyalakan petasan serta kembang api yang dilempar ke arah gedung SMK Komputama. 

Tak hanya itu cerita tokoh perempuan Gerindra ini menyampaikan adanya sejumlah pelaku melempari sekolah dengan menggunakan batu. Penyerangan ini dilakukan secara mendadak yang menyebabkan kerusakan pada sejumlah fasilitas sekolahan, seperti laboratorium dan masjid. 

“Polisi saat itu mengamankan 17 pelajar yang diduga melakukan penyerangan. Dari beberapa pelajar yang diperiksa, polisi akhirnya menetapkan lima siswa dari sebuah SMK di Cilacap sebagai tersangka dalam penyerangan SMK Komputama Jeruklegi,”ceritanya sangat prihatin.

Kemudian dia melanjutkan bahwa, Kelima pelajar yang menjadi tersangka tersebut masih di bawah umur. Tiga dari lima pelaku membawa senjata tajam berupa celurit dan alat pemukul berupa stick  golf. Sedangkan dua pelaku lain saat kejadian melakukan perusakan dengan melempar batu dan kembang api ke arah SMK Komputama. 

“Lebih mirisnya diketahui bahwa para pelaku sudah berkali-kali melakukan aksi serupa. Bahkan satu di antara kelima pelaku merupakan seorang residivis,”paparnya.

Menurut, Novita Wijayanti, SE.,MM perusakan tempat ibadah pada SMK Komputama itu mencederai keharmonisan dan kerukunan beragama. Hal ini menyebabkan konflik serius jika tidak ditangani dengan tepat. 

Dia mengajak peran orang tua terus mengawasi dan membimbing anak-anak mereka dalam pergaulan. Perlunya pendekatan dalam keluarga kepada anak-anak, orang tua jangan cuek kepada anak karena kesibukannya. 

“Pentingnya komunikasi, saling ngobrol antara orang tua dan anak,” lanjut srikandi Gerindra ini.

Jika dilihat dari awal mula penyebab terjadinya penyerangan ini sebenarnya bukan hal yang besar, kata Novita Wijayanti, hanya karena video yang beredar, tidak dicari tahu kebenarannya, lantas para pelajar ini terprovokator untuk melakukan tindakan anarkis.

“Inilah pentingnya kita tanamkan jiwa-jiwa kebangsaan kepada anak-anak kita berlandaskan pada 4 Pilar Kebangsaan kita. Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa, UUD 1945 yang menjadi dasar hukumnya, dalam menjalankan kehidupan di NKRI yang mempunyai banyak keragaman dalam ke Bhineka Tunggal Ikaan,” jelas Novita.

Wanita cantik ini mengajak para warga untuk selalu memperhatikan anak-anak mereka di rumah. Jalinlah komunikasi yang baik, menjadi teman bicara yang baik pada anak, supaya kita juga mudah dalam menyampaikan nasehat-nasehat dan ilmu pengetahuan kepada mereka.

Dia menekankan supaya para orang tua wajib mendidik anak-anaknya dengan penuh kasih sayang yang merupakan cerminan pula dari sikap toleransi. Sikap dan perilaku anak di luar rumah juga merupakan dampak dari pola didikan orang tuanya di rumah. 

“Karena orang tua tidak dapat hanya mengandalkan pendidikan dari bangku sekolah saja. Dimana di bangku sekolah diberikan pendidikan secara teori, namun harus dapat diterapkan di lingkungan sekitar,” tutupnya
(SHR-BW)