BUGISWARTA.com, Jakarta -- Program Belajar Bekerja Mandiri (BBM) yang diinisiasi oleh Anggota DPRD Jawa Barat, Tina Wiryawati bersama Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Pariwisata (STIEPARI) Semarang pada bulan ini memberangkatkan 23 orang.
"Iya kemarin hari Jumat (10/6) kami memberangkatkan 23 pemuda-pemudi dari Kuningan untuk mengikuti program BBM di Stiepari Semarang," ujar Tina, Senin (13/6).
Ia menerangkan program BBM ini untuk anak-anak lulusan SMK dan sederajat baik dari Kabupaten Kuningan, Ciamis, Banjar dan Pangandaran.
"Di harapkan melalui program BBM ini anak-anak bisa menggapai masa depan, Insya Allah pasti sampai dengan bekerja keras, komitmen tanggungjawab pada diri sendiri, keluarga serta bangsa kita," ungkap politisi Gerindra.
Ia juga berpesan kepada anak-anak, jadilah manusia yang berguna untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
"Kedepannya, anak-anak akan menjadi pengganti kami untuk memimpin dan membela bangsa kita sebagai bangsa yang di segani oleh bangsa lain serta bangsa yang bermartabat," ujarnya.
Oleh karena itu, Tina mengatakan bahwa keberangkatan ke Semarang untuk Belajar, Bekerja dan Mandiri. Jadi, tidak ada kata menyerah atau pulang sebelum semuanya mendapatkan gelar sarjana.
"Dan jangan pernah menyerah atau lemah. Tidak ada yang tidak mungkin untuk masa depan kalian semua selama kalian memiliki semangat untuk maju dan menjadi yang terbaik," kata Tina.
"Alhamdulillah semoga anak-anak lancar dalam Bekerja, Belajar dan Mandiri. Menjadi generasi yg bermanfaat untuk diri sendiri keluarga dan masyarakat ...Aamiin Yaa Rabb," sambungnya.
Terpisah, salah satu warga asal Desa Bojong Kecamatan Kramatmulya Unah, merasa beruntung setelah tahu ada program BBM yang diinisiasi Anggota DPRD Jawa Barat, Tina Wiryawati bersama Stiepari Semarang.
"Saya tahu ada program BBM ini dari Kepala Desa Bojong, Adnan, saat sosialisasi di desanya. Program BBM ini sangat membantu Unah untuk bisa menguliahkan anak," ujarnya.
Selama bertahun-tahun, Unah dan keluarga mengaku sangat ingin menguliahkan anaknya, namun karena kendala biaya, hal itu tak kunjung kesampaian.
"Kami sudah menabung lama, namun ya, terpakai lagi uangnya, jadi belum bisa menguliahkan anak, padahal anak saya ingin sekali kuliah," pungkasnya.