BUGISWARTA.COM, JAKARTA -- Dunia memasuki tahun ketiga kehidupan di bawah normal baru. Era di mana masyarakat global harus menghadapi dampak multidimensi dari pandemi COVID-19.
Tidak hanya mempengaruhi kehidupan dan mata pencaharian orang-orang di mana saja, tetapi pandemi juga telah menghambat upaya dan membatalkan banyak hal yang telah dicapai dalam pembangunan berkelanjutan, termasuk dalam pengelolaan lingkungan.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK Laksmi Dhewanthi pada sesi Leadership Dialogue 2: Achieving a sustainable and inclusive recovery from the COVID-19 pandemic, di Stockholm Swedia, Jumat (3/6/2022). Dialog ini merupakan rangkaian Konferensi Stockholm+50, dimana pada sesi ini Indonesia bersama Jerman menjadi Co-Chairs.
"Terlepas dari kondisi tersebut, pemerintah Indonesia tetap teguh dalam komitmennya terhadap perlindungan lingkungan dan kehutanan," ujar Laksmi.
Dengan memprioritaskan kegiatan dan mengikuti langkah-langkah korektif, Indonesia telah berhasil mempertahankan upaya untuk mengelola lingkungan secara berkelanjutan, sambil memitigasi pandemi COVID-19 dan pulih dari dampak sosial ekonominya.
Beberapa langkah juga telah diambil untuk meningkatkan respons nasional secara keseluruhan terhadap pandemi. Pertama, terus meningkatkan pemantauan kualitas air untuk memastikan akses air, sanitasi dan kebersihan (WASH) yang lebih baik. Kedua, pengelolaan limbah medis yang lebih baik di tingkat rumah tangga dan fasilitas kesehatan. Ketiga, mempermudah perizinan fasilitas kesehatan sekaligus memperkuat langkah-langkah pemantauannya. Keempat, bekerja sama dengan perusahaan manufaktur mesin milik negara PT Pindad untuk memproduksi peralatan medis. Kelima, keterlibatan masyarakat pesisir dalam rehabilitasi mangrove, perhutanan sosial dan rehabilitasi lahan terdegradasi.
Lebih lanjut, Laksmi menyatakan Indonesia percaya bahwa ada tantangan yang harus diatasi dengan kerja sama dan solidaritas yang lebih besar. Oleh karena itu, Indonesia menyerukan kepada negara-negara untuk terus bergandengan tangan dan bekerja sama dalam solidaritas untuk mencapai pemulihan yang berkelanjutan dan inklusif untuk semua.
"Sekarang saatnya untuk tindakan nyata, untuk pulih bersama dan pulih lebih kuat," pungkasnya.