Kalah di Musda Demokrat IAS Ikut Bayu Airlangga ke Golkar, Loyalis AHY di Jatim & Sulsel Tergerus? -->
Cari Berita

Kalah di Musda Demokrat IAS Ikut Bayu Airlangga ke Golkar, Loyalis AHY di Jatim & Sulsel Tergerus?

BUGISWARTA.COM, Jakarta -- Partai Demokrat dipastikan kehilang kader terbaiknya di wilayah Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.


Ini dikarenakan dua calon Ketua Demokrat pada gelaran Musyawarah Daerah (Musda) Demokrat lalu memilih mengundurkan diri setelah tak terpilih.


Keduanya yakni Ilham Arief Sirajuddin alias IAS dan Bayu Airlangga.


Menariknya, IAS dan Bayu Airlangga memilih hijrah ke Partai Golkar.


Soliditas pendukung Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY sebagai Ketua Umum Demokrat pun diprediksi tergerus.


Sebelumnya di Musda Demokrat Jatim di Surabaya, Kamis (20/1/2022), saat tahapan pemungutan suara tingkat DPC Dari total 38 suara DPC, Bayu Airlangga memperoleh sejumlah 25 suara dan Emil Dardak 13 suara.


Namun DPP Demokrat lebih memilih menetapkan Emil Dardak sebagai Ketua Demokrat Jatim terpilih.


Bayu Airlangga diketahui merupakan menantu mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo (Pakde Karwo).


Bayu Airlangga memutuskan mundur dari Demokrat setelah merasa dizalimi atas hasil musyawarah DPD Partai Demokrat Jawa Timur dan berlabuh di Partai Golkar.


Alasan Bayu Airlangga gabung Golkar lantaran dia memiliki kedekatan dengan Ketua DPD Golkar Jatim, Sarmuji.


Dia bahkan menyebut kalau Sarmuji merupakan salah satu mentornya dalam berpolitik.


"Kami bertemu dan saya sebetulnya mengenal beliau cukup lama, ya beliau adalah salah satu mentor saya yang banyak mengajarkan saya tentang politik," ujarnya.


Nurdin Halid Restui IAS ke Golkar


Wacana Ilham Arief Sirajuddin kembali ke Partai Golkar semakin kencang.


Mantan Wali Kota Makassar dua periode itu baru-baru ini datang menemui Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar HAM Nurdin Halid.


IAS dua kali menemui Nurdin Halid. Pertemuan pertama berlangsung di Kantor Wisma NH di Jakarta.


Kedua dilanjutkan di kediaman pribadi Nurdin Halid, Jalan Mapala Kota Makassar. Keduanya tampak berbincang empat mata.


IAS mengenakan busana kasual, baju kaos dipadu celana jeans dan kopiah hitam. Sementara NH memakai baju kokoh biru muda.


Dikonfirmasi , Nurdin Halid membenarkan pertemuan tersebut. Ia menerima kunjungan IAS dua kali pada bulan ramadan lalu.


"Pak IAS datang bertamu dua kali. Pertama di kantor saya di Jakarta, kedua dilanjutkan di rumah, Jalan Mappala di Makassar. Pak IAS meminta restu kembali ke Golkar. Saya merestui dan menyambut baik keinginan Pak IAS," kata Nurdin Halid saat dihubungi Tribun Rabu (25/5/2022).


Bagi Nurdin Halid, IAS adalah sosok politisi pertarung. Kehadirannya diyakini akan menambah kekuatan Partai Golkar menghadapi pemilu legislatif 2024.


"Golkar adalah rumah Pak IAS. Golkar membutuhkan sosok pertarung seperti Pak IAS dalam rangka bertarung menghadapi pemilu 2024," kata Nurdin Halid.


Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) itu melanjutkan, IAS punya kenangan manis bersama Partai Golkar.


IAS mengawali karier politiknya sebagai anggota DPRD Sulsel periode 1999-2004 melalui Partai Golkar.


Kedua IAS terpilih jadi Wali Kota Makassar dua periode melalui Partai Golkar.


Ketiga, IAS memimpin DPD I Golkar Sulsel bertarung pemilu legislatif 2009 di Sulsel. Di tangannya, ia berhasil mempertahankan dominasi Golkar Sulsel saat itu.


"Kembalinya Pak IAS akan menambah kekuatan dan energi Partai Golkar menghadapi pemilu 2024. Pak IAS ini sosok petarung, punya leadership kuat dalam melahirkan tokoh-tokoh politik," kata NH.


Wacana kembalinya IAS ke Partai Golkar muncul setelah mantan Wali Kota Makassar dua periode itu kalah bersaing memimpin Demokrat Sulsel.


IAS kembali mencalonkan diri memimpin Demokrat Sulsel dalam Musyawarah Daerah IV partai segitiga mercy di Hotel Four Points By Sheraton, Jalan Andi Djemma Kota Makassar, Rabu (22/12/2021).


IAS meraih dukungan 16 DPC, unggul atas petahana Ni'matullah 8 suara DPC, ditambah 1 suara DPD.


Belakangan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono memutuskan menunjuk Ni'matullah sebagai Ketua DPD Demokrat Sulsel periode 2022-2027.


Belakangan sejumlah kader Golkar mengajak IAS kembali ke beringin rindang.


Juru bicara DPD I Golkar Sulsel, Zulham Arief mengatakan Ketua DPD I Taufan Pawe mengajak Ilham Arief Sirajuddin kembali ke beringin rindang.


Wali Kota Parepare itu menyatakan langsung ajakan tersebut saat bertemu IAS jauh sebelum gelaran Musyawarah Daerah IV Partai Demokrat Sulsel. Taufan Pawe pernah bertamu ke rumah IAS pada 11 Oktober 2021 lalu.


"Memang Pak Ketua sendiri (Taufan Pawe) ajak beliau (IAS) kembali ke Golkar, kalau beliau kembali itu menambah kekuatan Golkar," kata Zulham Senin (23/5/2022).


Zulham mengatakan Taufan Pawe memberikan kewajiban bagi setiap kader Golkar menuju pemilu 2024. Hal itu sejalan dengan Rapat Pimpinan Nasional DPP Golkar. Termasuk bagi IAS jika kembali ke Golkar.


"Ada kewajiban harus dipenuhi kader. Hasil Rapimnas kader harus fokus pemenangan pilpres dan pileg. Karena kita mau menangkan Pak Airlangga Hartarto pemilihan presiden 2024," katanya.


Kedua, Zulham menjelaskan, konsolidasi yang selama ini dilaksanakan harus terus berjalan, iramanya harus tetap terjaga dan tidak boleh gaduh.


Sehingga ia menekankan, jika pihak Golkar membuka pintu selebar-lebarnya untuk IAS.


"Kita membuka pintu selebar-lebarnya. Tak hanya pak IAS, kita membuka diri untuk semua masyarakat. yang tentu sejalan dengan perjuangan partai golkar," tuturnya


Senada Wakil Ketua DPD I Golkar Sulsel Andi Iskandar Zulkarnain Latief mengajak mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin kembali ke beringin rindang.


Icul, sapaan, mengatakan, Golkar adalah rumah bagi IAS.


Ia meyakini, Partai Golkar akan semakin kuat jika IAS kembali memperkuat dan bahkan memimpin beringin.


"Alhamdulillah kalau Pak IAS kembali. Golkar adalah rumah Pak IAS. Saat ini Partai Golkar sangat membutuhkan gaya kepemimpinan seperti Pak IAS, yang sombere, leadership kuat serta tidak berjarak dengan semua lapisan kader," kata Icul.


Icul mengatakan, Golkar dan IAS punya kenangan manis.


Ia pun mencontohkan gaya kepemimpinan sombera IAS saat memimpin Partai Golkar Makassar selama 2 periode maupun Golkar Sulsel setahun.


Pria kelahiran Gowa 16 September 1965 itu pernah memimpin Golkar Sulsel bertarung pemilu 2009 lalu.


Saat itu Golkar keluar sebagai pemenang pemilu dengan capaian 18 kursi DPRD Sulsel.


"Ledership Pak IAS pernah dibuktikan saat memimpin DPD II Partai Golkar Makassar selama 2 periode maupun DPD I Golkar Sulsel. Walaupun hanya 10 bulan tetapi IAS mampu mempertahankan posisi Ketua DPRD Sulsel tetap berada di tangan kader Golkar," katanya.


Icul mengatakan kehadiran IAS bisa menjadi bahan koreksi pimpinan partai ini bahwa menjaga dan memelihara kader itu sebuah keniscayaan.


Menurutnya, melahirkan dan mencetak kader itu sangat mahal. Alasannya karena itu menjadi kewajiban siapapun yang diberi amanah mengurus partai ini.


"Pimpinan partai harus tetap merawat dan memelihara eksistenti setiap kader Golkar. Bukan malah sebaliknya hanya untuk kepentingan sesaat dari segelintir orang atau hanya karena berbeda pendapat saja kader itu dibuang bahkan dipecat," katanya.


Icul berpandangan, kebiasaan pecat memecat pada akhirnya hanya akan semakin mengerdilkan eksistensi Partai Golkar di masa depan.


"Kita harus menggunakan momentum kembalinya IAS ini sebagai era kebangkitan dan kembalinya kejayaan Partai Golkar di Sulawesi Selatan," katanya

Sumber Tribun Timur