Prabowo Subianto Dinilai Jadi Solusi Atasi Polarisasi Pemilu 2024 -->
Cari Berita

Prabowo Subianto Dinilai Jadi Solusi Atasi Polarisasi Pemilu 2024

BUGISWARTA.COM, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dinilai mampu menjadi solusi mengatasi polarisasi masyarakat pada Pemilu 2024 mendatang. 

Sekretaris Presidium Nasional Poros Prabowo-Puan, Dachri Oscandar mengatakan potensi polarisasi masih sangat mungkin terjadi seperti halnya pada Pilpres 2014 dan 2019.


“Kalau terjadi pertarungan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan saat Pilpres 2024 mendatang saya yakin akan terbentuk polarisasi yang semakin tajam lagi di masyarakat kita, cebong versus kadrun akan berulang lagi dan itu bisa berakibat buruk bagi bangsa ini,” kata Dhachri dalam keterangan pers yang diterima Beritasatu.com, Selasa (19/4/2022).


Dachri mengungkapkan potensi terjadinya polarisasi masih tinggi. Hal ini setidaknya terlihat dari kasus penganiayaan terhadap pegiat media sosial Ade Armando saat demo 11 April di depan gedung DPR, beberapa waktu lalu.


“Kami relawan Poros Prabowo-Puan sangat prihatin dengan kondisi bangsa kita saat ini. Banyak terjadi gesekan antar kelompok masyarakat yang berbeda pandangan politik akibat polarisasi politik yang terbentuk,” katanya.


Dachri menyayangkan kondisi politik saat ini. Segala interaksi sosial politik selalu digiring dalam situasi pertentangan antarkelompok yang diistilahkan cebong bagi pendukung Jokowi dan pemerintahannya. Kemudian, istilah kampret atau kadrun bagi yang mengkritisi atau oposannya.


Untuk itu, Dachri menilai Prabowo Subianto merupakan sosok yang layak untuk menghentikan polarisasi yang sudah sekian tahun berlangsung tersebut. Prabowo setidaknya telah membuktikan diri menjadi tokoh yang dapat merangkul dan mewakili semua kelompok masyarakat.


“Kenapa saya katakan jalan tengah, karena Prabowo telah membuktikan dengan masuk ke dalam kabinet Presiden Jokowi untuk kepentingan bangsa guna meredam polarisasi cebong kadrun yang populis saat itu. Prabowo Subianto adalah tokoh yang bisa merangkul atau mewakili semua golongan masyarakat yang terpolarisasi tadi,” ucapnya.


Selain itu, Dhachri mengatakan polarisasi terjadi apabila pihak “kanan” bermain di antara para calon, sehingga menonjol dalam kampanye jargon agama.


“Kalau itu muncul terhadap salah satu calon, maka polarisasi akan terjadi lagi. Stop politisasi agama untuk kepentingan politik, maka polarisasi tidak akan terjadi,” tegasnya.


Sementara itu, Koordinator Presidium Nasional Poros Prabowo-Puan Andianto menyebut pasangan ini bisa merangkul atau mewakili semua golongan masyarakat yang terpolarisasi.


Dikatakan, Indonesia sudah sepakat akan memenuhi keterlibatan perempuan dalam dunia politik dengan kuota 30 persen. Tokoh perempuan di dunia politik juga sangat diperlukan untuk membangun kultur pengambilan kebijakan publik yang ramah dan sensitif pada kepentingan perempuan di Indonesia.


Kehadiran tokoh perempuan di politik nasional akan sangat penting sebagai pengaruh terhadap isu kebijakan terkait kesetaraan gender dan merespons masalah utama yang dihadapi oleh perempuan. Puan Maharani adalah tokoh perempuan nasional yang kita miliki saat ini untuk mewujudkan pentingnya peningkatan partisipasi perempuan,” kata Andi.


Menurut Andi, sosok Puan diperlukan supaya pengambilan keputusan politik yang lebih akomodatif dan substansial, terlebih dengan kemampuan dan pengalaman mumpuni yang dimilikinya.


“Upaya dan komitmen kuat dari pemerintah dan semua unsur bangsa, termasuk media dan parpol atau organisasi apa pun sangat diperlukan dalam terwujudnya kesejahteraan yang berkeadilan gender,” katanya.