Legislator Gerindra Reses 8 Titik, Sekaligus Sosialisasikan Program BBM -->
Cari Berita

Legislator Gerindra Reses 8 Titik, Sekaligus Sosialisasikan Program BBM

Bugiswarta.com, KUNINGAN JABAR - Selama tiga hari di Kabupaten Kuningan, Anggota DPRD Jawa Barat Fraksi Partai Gerindra, Tina Wiryawati menyerap aspirasi masyarakat melalui agenda Reses II tahun sidang 2021-2022. 


Adapun kegiatan reses yang dilaksanakan oleh Tina ialah di tempat Koperasi Linggarjati, di Desa Maleber, Desa Paninggaran, SMK Karya Nasional (Karnas), Desa Kertayasa, Desa Mekarjaya, Desa Randusari Pondok Kapal, dan terakhir di Desa Bojong. 


"Pelaksanaan reses dilaksanakan selama tiga hari, mulai hari Senin hingga Rabu sekarang. Selain menyerap aspirasi, saya pun menyampaikan program Bekerja Belajar Mandiri (BBM) dengan menggandeng Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Pariwisata (Stiepari) Semarang," kata Tina dari Dapil Jabar 13, Rabu (9/3). 


Kenapa program BBM, Ia menerangkan bahwa selama melaksanakan reses di Kabupaten Kuningan salah satu aspirasinya ialah soal Pengangguran terdampak Pandemi Covid-19. 


Dengan program BBM ini, pihaknya sebagai anggota DPRD salah satu tugasnya memberdayakan masyarakat dan mewujudkan mimpi para pelajar yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 


"Saya bersama Stiepari juga menyampaikan program Three In One. Di mana nantinya pesertanya akan mendapatkan pelatihan kerja, disalurkan ke tempat kerja dan sambil kuliah di Stiepari Semarang," ujar Tina sebagai Inisiator Desa Wisata Sawah Lope Cikaso Kuningan. 


"Jadi, para siswa setelah menjadi mahasiswa di Stiepari Semarang bisa kuliah sambil bekerja. Sehingga mereka akan terlatih kemandirian dan menumbuhkan rasa tanggungjawab yang tinggi, karena bisa kuliah sambil bekerja atau dengan biaya secara mandiri," tambah Srikandi Gerindra. 


Selain masalah pengangguran, Tina juga melakukan 'Gerakan Kuningan Bebas Sampah' yang bekerjasama dengan Pemerintah Desa Kertayasa melalui budidaya Maggot. 


"Masalah sampah, ini merupakan tanggungjawab bersama. Maka, kami melakukan pelatihan yang dilaksanakan di Kecamatan Ciawigebang, Kecamatan Sindangagung serta Kramatmulya," ujarnya. 


Pihaknya berharap Gerakan Kuningan Bebas Sampah, bisa diikuti oleh desa-desa lainnya. Karena, menurutnya wilayah yang merupakan daerah pariwisata masalah yang timbul ialah persoalan sampah. 


"Maka harus kita ditangani bersama. Bisa melalui budidaya maggot, atau sampah di pilah untuk di manfaatkan. Semisal untuk pupuk organik atau yang lainnya," tandasnya. 


Tina Wiryawati datang bersama-sama Ketua Yayasan dan Dosen STIEPARI Semarang, serta seorang warga Kuningan dari Desa/Kecamatan Luragung, yang sukses mengikuti program 3 in 1.


Mengawali acara Tina Wiryawati menyampaikan sambutan, ia yang dikenal tegas sebagai wakil rakyat, langsung bicara perihal konkret.


Bahwa, untuk pembangunan masyarakat desa, khususnya di Desa Kertayasa, pertama ia telah bekerjasama dalam pengelolaan sampah dengan metode budidaya maggot, sebagaimana ‘Gerakan Kuningan Bebas Sampah’ yang diusungnya.


“Kami telah melakukan pelatihan salah satunya yang sudah dilaksanakan di Kecamatan Ciawigebang, dan Sindangagung. Berharap Gerakan Kuningan Bebas Sampah bisa diikuti oleh desa-desa lainnya, karena biasanya wilayah yang merupakan daerah pariwisata masalah yang timbul salah satunya persoalan sampah. Maka harus kita tangani bersama,” tukas Tina Wiryawati.


Hal konkret kedua yang dilakukan oleh politikus Gerindra ini, yakni membangun Desa Wisata. Tina Wiryawati dan STIEPARI Semarang adalah inisiator pembangunan desa wisata di Desa Cikaso Kecamatan Kramatmulya dalam pembangunan objek wisata ‘Sawah Lope’ yang sekarang berhasil hingga viral terkenal.


Ketiga, melancarkan program Belajar, Bekerja, Mandiri atau ‘3 in 1’. Berupa pelatihan, penyaluran kerja, dan perkuliahan, yang pesertanya adalah masyarakat kurang mampu secara finansial namun punya keinginan kuat untuk bisa studi di perguruan tinggi.


Tujuannya program 3 in 1, “adalah mendidik masyarakat agar sadar wisata seperti pemahaman Sapta Pesona dan sebagainya. Yaitu, dengan jalan menyekolahkan masyarakat mendalami ilmu pariwisata di STIEPARI Semarang agar setelah lulus bisa membangun desa wisata di kampung halamannya,” jelas Tina Wiryawati.


“Program ini pun bermanfaat guan pengentasan pengangguran. Karena, dengan program belajar mandiri bersama STIEPARI bisa mewujudkan mimpi warga dengan keterbatasan ekonomi untuk bisa kuliah sambil bekerja,” sambungnya.


Oleh karena itu, Tina mengajak warga Desa Kertayasa secara kolektif, khususnya bagi yang berminat ikut program kuliah sambil bekerja di STIEPARI Semarang.


“Jangan satu orang satu orang, kami harapkan banyak yang berminat supaya bisa berangkat bersamaan,” ajaknya.


Sementara itu, Kepala Desa Kertayawa, Arief Amarudin, mengutarakan pihaknya sangat menyambut baik program 3 in 1 atau kuliah sambil bekerja yang dijalankan oleh Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Fraksi Partai Gerindra, Tina Wiryawati.


Terlebih, selama ini pihak Pemerintah Desa Kertayasa dengan Tina Wiryawati telah sukses dalam kerjasama budidaya maggot.


Sehingga, upaya pemberdayaan untuk warganya yang ingin kuliah sambil bekerja diterima baik. Dinilainya membantu penanganan masalah pengangguran di desanya.


“Desa Kertayasa ini 100% Muslim, banyak Kyai dan Ustadz yang membantu Pemdes dalam pembinaan masyarakat. Didukung pula oleh Perpustakaan Desa yang pernah meraih juara tingkat Provinsi Jawa Barat. Kemudian, dalam ketahanan keluarga masyarakat, kami membudayakan ‘Toga’, yakni setiap rumah di pekarangannya wajib ditanam tanaman obat keluarga,” papar Arief.


“Kegiatan pengelolaan limbah, budidaya maggot, serta pertanian menuju organik yakni program mengolah sampah organik dan anorganik menjadi energi terbarukan dengan tujuan mengganti bahan bakar di rumah tangga dari LPG diganti dengan sumber daya baru hasil pengolahan tersebut, sedang kami gencarkan,” imbuh Kades Kertayasa.


Menanggapi program 3 in 1 yang ditawarkan Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Fraksi Partai Gerindra, Tina Wiryawati dan STIEPARI Semarang, Kelapa Desa Kertayasa sangat antusias karena bisa membantu dalam upaya pengentasan pengangguran.


“Program 3 in 1 atau kuliah sambil bekerja ini merupakan kegiatan yang menyerap tenaga kerja,” pungkasnya.