"Empat pilar ini kan biasanya teks books yang secara pengetahuan disampaikan kepada para pelajar. Tapi kali ini, karena audiensinya pemerintah desa, Ibu-ibu PKK serta masyarakat," ujar Tina dari Dapil Jabar XIII.
Dari empat pilar salah satunya ialah Pancasila. Sila pertama itu kan Ketuhanan Yang Maha Esa, Ia menerapkan pendekatan sila-sila itu harus teraplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, kata Tina, tidak hanya slogan dan lambang Garudanya itu jangan hanya menjadi pajangan di ruangan-ruangan."Makanya, Saya ini melakukan sosialisasinya dari sila pertama dulu yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam penerapannya tidak hanya sembahyang, tidak hanya menjalankan ritual, akan tetapi aplikasi sebagai muslim kita harus mengaplikasikan dalam kehidupan keseharian. Salah satunya dari iman itu ialah menjaga kebersihan," kata Tina.
Saat ditanya sejauh mana penerapan dan penilaian Empat Pilar di kalangan masyarakat dan pejabat, menurutnya belum sepenuhnya dan sebetulnya program sosialisasi empat pilar ini di DPRD provinsi Jabar diagendakan setiap bulan, dan itu sangat bagus.
"Hanya saja, pengetahuan atau sekedar slogan apakah sudah tepat sampai keprilaku. Jadi dari pejabat saja ditingkat tinggi mencederai kebhinekaan, hal tersebut sangat memperihatinkan," tuturnya.
Ia juga berharap, kedepan di masa yang akan datang, hal-hal tersebut tidak terulang kembali. Karena anak muda ini harus diberikan pemahaman dan juga harus dapat diaplikasikan.
Padahal, kata Tina, secara program di DPR RI pun sosialisasi Empat Pilar ada, Provinsi ada. Namun dengan kejadian yang terjadi beberapa hari lalu, pihaknya sangat prihatin, sangat terluka,
"Saya sangat menyayangkan hal tersebut bisa terjadi di DPR RI. Nilainya harus di pahami, dan diaplikasikan dalam keseharian. Kalau hanya di pahami tanpa di aplikasikan untuk apa," tanya Tina.
Mungkin paham, lanjut Tina, tetapi tidak di aplikasi dalam kehidupan. Jadinya, sekedar teori. Sangat penting untuk disosialisasikan ke generasi berikutnya dan berikutnya.