AHMAD DAHLAN DIMATA SEORANG PROFESOR YANG DOKTER AHLI -->
Cari Berita

AHMAD DAHLAN DIMATA SEORANG PROFESOR YANG DOKTER AHLI

Bugiswarta.com, Jakarta -- Maha Besar Allah, mang Engkoes dikenalkan seorang professor, bernama Prof DR dr Aryono D.Pusponegoro SpB (K)BD/Trauma. Guru Besar Emmeritus Bag. Bedah FKUI/RSUPNCM. Pembina Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118. Terima kasih Prof. Aryono.


Ketika berkenalan dgn Dr. Aryono, mula-mula biasa-biasa saja, tetapi tiba –tiba, timbul sejuta respek ketika Prof. Aryono, menjelaskan bagaimana Nama Ahmad Dahlan dari kacamata bahasa Kedokteran Modern. Langsung respek saya. Timbul pertanyaan, bagaimana Rektor Dr. Mukhaer Pakanna, SE.MM dan mang Engkoes, bisa nggak menjelaskan bagaimana Ahmad Dahlan, semakin berkibar dengan menempel pada ITB-Ahmad Dahlan (Institut Teknologi dan Bisnia Ahmad Dahlan). Mari kita baca tulisan Profesor Aryono ini, sebagai berikut: Pak Koesmawan berharap. Semua Warga ITB Ahmad Dahlan, membacanya. Sehingga wajarlah kalau ITB Ahmad Dahlan, tak salah memakai Nama Besar Itu. Silahkan baca hingga akhir. Agar paham, mengapa bernama ITB Ahmad Dahlan.



Kalau kita simak sejarah Muhamadiyah dan pesan-pesan K H Achmad Dahlan dan kita terjemahkan kedalaam bahasa Kedokteran Modern, maka kita akan mendapatkan kenyataan-kenyataan dibawah ini, demikina Prof Aryo memulai komentar tentang Ahmad Dahlan. Ayo kita pahami bersama, khususnya warga ITB Ahmad Dahlan. Bila ada komen atau koreksi. Silahkan yah.


- K H Achmad Dahlan selalu mengulang-ulang Surat Al-Ma'un pada setiap khotbah maupun pengajian. Waktu H Syoedja bertanya kenapa di ulang-ulang, K H Achmad Dahlan menjawab : "Apakah sudah dimengerti dan hafal, Dan bila sudah maka harus diamalkan. Dan beliau memerintahkan kepada murid-muridnya untuk mencari Orang Miskin, Yatim Piatu, Orang yang Terlantar dan yang Menderita. Dalam bahasa Kedokteran Modern, ini adalah Penanggulangan Gawat Darurat Pra Rumah Sakit.


- Sejak berdirinya Persyarikatan Muhamadiyah, Muhamadiyah sudah membantu masyarakat yang mendapat musibah kebakaran dan kebanjiran.

- Pada tahun 1917, Muhamadiyah mengirim tim untuk membantu musibah letusan Gunung Kelud. Terbayang ratusan Santri berangkat dengan sendirinya dikawal oleh Tentara Kolonial Belanda dan disertai dokter-dokter Djawa. Dengan sendirinya timbul masalah Medical Support oleh Dokter-dokter Djawa dan para Relawan. Selain masalah Sekuriti yang dikelola Tentara Belanda, juga timbul masalah Pengaturan Relawan, Logistik Obat-obatan, Logistik makanan untuk Relawan dan Korban Letusan Gunung Kelud, Dapur Umum, Logistik Obat-obatan dan Alat Kesehatan. Masalah ini dalam dunia Kedokteran Modern kita sebut Management Support. Melihat peristiwa ini, maka Muhamadiyah mungkin yang pertama dalam sejarah Indonesia yang melakukan Disaster Management dan Disaster Medicine. Dan ini merupakan cikal bakal dari MDMC. 


- pada 15 Februari 1923, H Syoedja mendirikan Rumah Sakit PKO Muhamadiyah. Dan Dr Soemowidagdo membaginya dalam bagian Rawat Inap dan bagian Rawat Jalan. Pada waktu itupun pasti ada yang sakit kronik dan sakit Gawat Darurat.

Dr Soemowidagdo dibantu oleh dr Slamen dan dr Soekiman Wirjosandjojo yang kemudian menggantikannya. Kemudian dr Den Hayer (orang Belanda), Dr Sampoerno, dr Soekardi, dr Soebadji, dr Poernomo, dr Moeliono, dr Soewandi, dan dr Soerono turut mengembangkan RS PKO Muhamadiyah.


- Para Dokter Djawa yang menangani Kecemasan pasien adalah Cikal Bakal dari Dokter Emerjensi / Dokter Spesialis Emergency Medicine (SpEM)

- Di Indonesia sekarang ada Bagian IGD, UGD, IRD dan URD yang tidak jelas Message nya.

Di Amerika Serikat bagian ini disebut ED / ER. Sedangkan di Inggris disebut A&E (Accident & Emergency) yang sangat jelas Message nya.

Sedangkan PKO (Penolong Kecemasan Oemoem) sangat jelas Message nya yaitu menolong yang Cemas. 


- Penolong Kecemasan Oemoem, jelas disini akan menolong yang Cemas, tidak perduli suku, agama, etnis, politik nya dll.


- Pada waktu K H Achmad Dahlan menderita sakit, dirawat di RS PKO Muhamadiyah. Tetapi karena RS PKO Muhamadiyah tidak dapat menanggulangi penyakitnya, maka beliau di rujuk ke RS Panti Rapih. Tetapi karena sakitnya tidak dapat diatasi, maka K H Achmad Dahlan di bawa pulang ke rumah dan meninggal diantara keluarganya dengan doa-doanya. Ini adalah meninggal yang "indah" dibanding dengan meninggal di ICU dengan segala alat-lat bantu dll - To Die in Dignity


Peristiwa ini menunjukkan bahwa sudah ada Rujukan ke fasilitas yang lebih baik. Ini sekarang diajarkan di kursus ATLS : "Kalau kemampuan saya atau institusi saya sudah optimum tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk mengatasi penyakit pasien, maka pasien harus dirujuk". 


Alangkah baiknya d UGD / ruangan ada ruangan khusus yang dapat privacy dimana pasien (yang akan meninggal dan tidak akan diresusitasi - yang DNR/Do Not Resuscitate - dengan kanker terminal, gagal organ multipel - Gawat tapi tidak Darurat dll), keluarganya dapat berkumpul - berdoa tanpa di tonton oleh orang lain.

Dr Knaus yang menciptakan Skor APACHE I, II, III, terutama APACHE II dapat memilah pasien mana yg tidak memerlukan ICU untuk sembuh, Pasien mana yang perlu ICU untuk sembuh dan pasien mana yang tidak boleh masuk ICU karena apapun yang dilakukan di ICU, akan meninggal juga.


K H Achmad Dahlan (yang sangat Visioner dapat melihat jauh kedepan dari Jamannya dan sangat Egaliter dapat menggerakkan murid-muridnya), Muhamadiyah dan PKO nya telah menetapkan dasar -dasar dari Penanggulangan Gawat Darurat pada Fase Pra RS, Fase UGD/RS dan Penanggulangan Bencana / Korban Massal.

Tetapi mengapa sekarang di Indonesia penyebab kematian yang tertinggi adalah No :

1. Adalah Stroke dan Serangan Jantung

2. Adalah Kecelakaan yang naik dari No 4

3. Sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2015, dalam 2 minggu pulang mudik untuk bersilaturahmi telah meninggal antara 700 - 906 karena kecelakaan.

4. Di Jakarta setiap tahun ada sekitar 4000 orang meninggal karena Stroke, Serangan Jantung dan Kecelakaan Lalu Lintas

Keadaan ini Non Acceptable dan dapat diperbaiki.

Sedangkan di Amerika Serikat pada 15/4-2013 terjadi Boston Marathon Bombing - terdapat 260 orang cedera tetapi hanya 3 yang meningggal. 

Di Perancis pada serangan Teroris di Paris 13/11-2015, terdapat 130 yang meninggal di tempat kejadian dan 76 korban masuk dalam kategori U1 (Merah), 226 kategori U2 (Kuning), dan 177 U3 (Hijau) dengan Total 479 korban hidup dan diantaranya hanya 3 (tiga yang meninggal. 

Di Brussels pada 22/3-2016 terjadi ledakan bom bunuh diri diAirport dan di stasiun kereta api (Malbeek) yang ramai, terdapat 316 cedera (62 dalam kondisi critical) dan meninggal hanya 6 orang (3 diantaranya teroris). Di depan stasiun Kereta Api, lobby hotel dirubah menjadi Triage Area / First Aid Station oleh karyawan hotel yang menanggulangi korban sebelum ambulans-ambulans tiba. 

Ini dapat dilakukan karena di Amerika Serkat, Perancis dan Belgia sudah ada kerjasama yang baik antara Ambulans (ambulans Gawat Darurat Pra UGD/RS - SAMU di Perancis), Dinas Kebakaran (Rescue) dan Polisi (Sekuriti) juga dengan UGD/Rumah Sakit - UGD/Rumah Sakit dengan Disaster Plan nya. Latihan Penanggulangan Bencana dan Korban Massal dilakukan bersama-sama secara periodik. Pada pagi hari sebelum serangan Teroris di Paris, telah dilakukan latihan antara SAMU, Dinas Kebakaran, Polisi dan UGD/RS - UGD/RS.

Serangan Teroris dengan Truk di kota NICE terdapat 202 yang cedera tetapi tidak ada yang meninggal

Bahkan pada Las Vegas Shooting terdapat 525 yg cedera tetapi tidak ada yang meninggal

Semua ini dapat dilakukan karena Polisi / Sekurity, DamKar / Rescue, Ambulans, UGD / RS, Badan yang bertanggung jawab untuk Manajemen Penanggulangan Bencana (FEMA di USA, BNPB – BPBD di Indonesia) mempunyai Disaster Plan Bersama dan Latihan Bersama

Di Indonesia masing-masing institusi bekerja sendiri-sendiri – Tidak Ada Horizontal Control



KEPUSTAKAAN :


1. Munir M. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan Dalam Hikmah Muhamadiyah. Suara Muhamadiyah, 2010.

2. Fauzia A. Faith and State : a History of Islamic Philanthrophy in Indonesia. Faculty of Arts, Asia Institute. University of Melbourne. 2008. PhD Thesis

3. Hasyim M. K H A Dahlan. Univ. Muhamadiyah Malang. 2010. Desertasi

4. Syoedja. Cerita Tentang K H A Dahlan. Catatan H M Syoedja. Dunia Pustaka

5. Boston Marathon Bombing. Medscape 2013

6.Disaster Medicine : Dealing with the Paris Terror Atteack. Medscape 10th Dcember 2015.

7.Paris Terror Attack : How The White Plan was Implemented. Medscape 18th November 2015.

8.Brussels Bombing. Medscape 2016


Prof DR dr Aryono D.Pusponegoro SpB (K)BD/Trauma

Guru Besar Emmeritus Bag. Bedah FKUI/RSUPNCM

Pembina Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118

Dikopas Prof. Dr. Koesmawan. Guru Besar Manajemen

Institut Teknologi dan Bisnis AHMAD DAHLAN.