Kisah Raja Bone ke IV (1470-1510), WE BANRIGAU DAENG MAROWA MALLAJANGE RI CINA -->
Cari Berita

Kisah Raja Bone ke IV (1470-1510), WE BANRIGAU DAENG MAROWA MALLAJANGE RI CINA


BONE, Sejarah -- Setelah LA SALIYU KARAMPELUA RAJA BONE KE III, ayahnya turun takhta dari jabatan Raja, WE BANRIGAU resmi naik takhta di lantik menjadi raja Bone ke IV dan yang mengawali periode kepemimpinan perempuan.


Hal ini menunjukkan bahwasannya raja Bone itu tidak harus berstatus seorang laki-laki.

Berbeda dengan kepemimpinan sebelumnya, di masa raja Bone We Banrigau Daeng Marowa lebih condong untuk memantapkan stabilitas negeri melalui pertanian di wilayah Bone.


Namun naas, di masa pemerintahan ini terjadi pemberontakan. Karena strategi yang jitu di dalam menyelesaikan pemberontakan, hal ini tidak berlangsung lama.


Setelah raja Bone keempat memimpin wilayah Bone selama 20 tahun lalu ia menyerahkan kekuasaan kepada putranya yakni, La Tenri Sukki.


We Banrigau Daeng Marowa MakkaleppiE menggantikan ayahnya La Saliyu Karampeluwa sebagai Mangkau’ di Bone. We Banrigau digelar pula Bissu Lalempili dan Arung Majang. 


Ketika menjadi Mangkau’ di Bone, We Banrigau menyuruh Arung Katumpi yang bernama La Datti untuk membeli Bulu’ Cina (gunung Cina) senilai 90 ekor kerbau jantan. Akhirnya gunung yang terletak di sebelah barat Kampung Laliddong itu benar-benar dibelinya. 


Kemudian disuruhlah Arung Katumpi untuk menempati gunung tersebut dan sekaligus menjaganya. Karena jennang (penjaga) gunung Arumpone dibunuh oleh orang Katumpi, maka digempur lah Katumpi oleh orang Bone sehingga di rampaslah sawahnya yang ada di sebelah timur dan barat Kampung Laliddong. 


Saudaranya yang bernama La Tenri Gora itulah yang diserahkan Majang dan Cina, maka La Tenri Gora disebut sebagai Arung Majang dan Arung Cina. Sedangkan anak pertamanya yang bernama La Tenri Sukki dipersiapkan untuk menjadi Mangkau’ di Bone.


Setelah kurang lebih 18 tahun lamanya dipersiapkan untuk memangku Kerajaan di Bone, maka dilantik lah La Tenri Sukki menjadi Mangkau’ di Bone dan menempati Saoraja Bone. 


MakkaleppiE bersama anak bungsunya yang bernama La Tenri Gora memilih untuk bertempat tinggal di Cina.


Suatu saat ketika berada di Cina, MakkaleppiE naik ke atas loteng rumahnya. Tiba-tiba ada api yang menyala di atas loteng (menurut keyakinan orang disebut = api dewata). Setelah api itu padam, maka MakkaleppiE tidak nampak lagi di tempat duduknya. Oleh karena itu, We Banrigau Daeng Marowa dinamakan MallajangE ri Cina.


La Tenri Sukki yang menggantikan ibunya sebagai Arumpone kawin dengan sepupu satu kalinya yang bernama We Tenri Songke, anak dari La Mappasessu dengan We Tenri Lekke.


Dari perkawinan ini lahirlah La Uliyo Bote’E. La Panaongi To Pawawoi yang kemudian menjadi Arung Palenna. La Panaongi kawin dengan We Tenri Esa’ Arung Kaju saudara perempuan We Tenri Songke. Dari perkawinan ini lahirlah La Pattawe Daeng Sore MatinroE ri Bettung.


Anak La Tenri Sukki yang lain adalah ; La Pateddungi To Pasampoi kawin dengan We Malu Arung Toro melahirkan anak perempuan yang bernama We Tenri Rubbang Arung Pattiro. La Tenri Gera’ To Tenri Saga MacellaE Weluwa’na menjadi Arung di Timpa. 


Inilah yang kemudian kawin dengan We Tenri Sumpala Arung Mampu, anak dari La Potto To Sawedi Arung Mampu Riaja dengan isterinya We Cikodo Datu Bunne. Dari perkawinan ini lahirlah We Mappewali I Damalaka. 


Inilah yang kawin dengan anak sepupunya yang bernama La Gome To Saliwu Riwawo, lahirlah La Saliwu Arung Palakka dan juga Maddanreng di Mampu. La Saliwu kemudian kawin dengan MassalassaE ri Palakka yang bernama We Lempe, lahirlah La Tenri Ruwa MatinroE ri Bantaeng.


Selanjutnya La Tenri Sukki melahirkan La Tadampare (meninggal di masa kecil). Berikutnya We Tenri Sumange I Da Tenri Wewang kawin dengan La Tenri Giling Arung Pattiro MaggadingE anak dari La Settia Arung Pattiro dengan isterinya We Tenri Bali. 


Lahirlah We Tenri Wewang DenraE yang kemudian kawin dengan sepupunya La Uliyo Bote’E.


Anak berikutnya adalah We Tenri Talunru I Da Tenri Palesse. Kemudian We Tenri Gella kawin dengan La Malesse Opu Daleng Arung Kung. Lahirlah We Tenri Gau yang kemudian kawin dengan La Uliyo Bote’E, lahirlah We Temmarowe Arung Kung. 


Inilah yang kawin dengan La Polo Kallong anak La Pattanempunga, turunan ManurungE ri Batulappa


Sumber

Teluk Bone

Selasar.com

FB Teddungpulaweng