Murid MI Muhammadiyah Matompi Luwu Timur Tidak Full Belajar Online -->
Cari Berita

Murid MI Muhammadiyah Matompi Luwu Timur Tidak Full Belajar Online

Laporan: Nurul Amaliah Subaedah
Mahasiswa Komunikasi Unismuh Makassar Melaporkan dari Luwu Timur 
BUGISWARTA.com, LUWU TIMUR -- Sejak 17 Maret 2020, pemerintah Luwu Timur meliburkan semua kegiatan pembelajaran di sekolah demi menghindari penyebaran virus Corona.

Salah satu sekolah dasar terletak di Desa Matompi Kecacatan Towuti Luwu Timur, Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Matompi juga harus menjalaninya.

Kenyataan ini membuat para  guru maupun murid sekolah itu  diharuskan beraktivitas di rumah saja. 

Namun, walau hanya dirumah siswa dan para guru melakukan banyak hal salah seorang guru sekolah tersebut adalah  Hasmiati, S.Pd. 

Pihak sekolah MI Muhammadiyah Matompi  tidak full  memberikan tugas-tugas online kepada para siswa, karena siswa masih  duduk di sekolah dasar memiliki keterbatasan HP yang punya aplikasi belajar daring.

Selain itu  mengingat situasi sekitar mereka berada di perkampungan dan belum tentu semua siswa maupun orang tua mereka memiliki telepon genggam  yang mendukung, belum lagi jaringan.

Maka para guru dari MI Muhammadiyah Matompi membagikan lembaran tugas berupa soal-soal kepada seluruh siswa,  sehingga para siswa  memiliki kegiatan dan para orang tua bisa membantu dan mengajari anaknya meski di rumah saja. 

Disaat pedemi Corona  Hasmiati banyak menghabiskan waktu dirumah dengan kegiatan mengajar anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar.  

Hasmiati menempuh pendidikan di Universitas Negeri Makassar mengambil jurusan pendidikan Sekolah Dasar. Dia telah jadi guru di sekolah itu sejak  2002 hingga saat ini.

Setiap harinya Hasmiati memberikan tugas-tugas ringan kepada anaknya yang masih kelas 2 SD dan juga selalu melatih kemampuan membaca.

Pada malam hari tidak lupa mengajari anaknya mengaji dan melatih anaknya menghafal surah-surah al-qur'an.

Hasmiati juga memiliki anak  bersekolah di pesantren namun harus pulang ke rumah karena pademi corona. anaknya berstatus santri di salah satu pesantren di kota Makassar.

Anaknya ini harus melakukan kegiatan di rumah seperti saat ingin menyetor hafalan al-qur'an, ia harus melakukan video call bersama ustazahnya