Ironi Nasib Tenaga Kesehatan Lawan Corona -->
Cari Berita

Ironi Nasib Tenaga Kesehatan Lawan Corona

Ilustrasi
Bugiswarta.com, Jakarta -
- Lambatnya pencairan tunjangan bagi tenaga kesehatan yang menangani pasien coronavirus disease 2019 (Covid19) merupakan cerminan dari tidak seharusnya pemerintah memperhatikan nasib para tenaga medis.

Mereka bekerja tanpa lelah siang malam untuk menyelamatkan pasien sejak wabah Corona merebak di Indonesia. Sudah semestinya pemerintah menjamin kesejahteraan mereka.

Tenaga kesehatan tersebut memang pantas memperoleh penghargaan dari pemerintah mereka menjadi pahlawan di benteng terakhir perang melawan virus Corona. Tidak hanya berjibaku siang dan malam di tengah keterbatasan perlengkapan seperti minimnya jumlah masker dan alat pelindung diri tapi juga mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan pasien Corona.

Dengan beban demikian berat alih-alih mendapat penghargaan mereka justru kerap menjadi korban stigma negatif di masyarakat. banyak dari mereka dikucilkan bahkan sampai di usir dari tempat tinggalnya karena masyarakat khawatir para tenaga medis tersebut menyebarkan virus Corona. Sejumlah dokter perawat dan tenaga medis bahkan harus kehilangan nyawa karena tertular covid 19.

Beban para tenaga medis tersebut semakin berat lantaran banyak dari mereka tetap mendapat gaji dan tunjangan hari raya secara utuh. sejumlah Rumah sakit mencicil bahkan menunda pembayaran tunjangan hari raya mereka dengan alasan pendapatan menurun. tunjangan bulanan dari pemerintah akan menjadi oasis bagi mereka di tengah perjuangan berat menghadapi virus.


Presiden Joko Widodo telah menjanjikan insentif bagi tenaga medis sejak Maret lalu. pemerintah pun sudah menganggarkan 5,2 triliun untuk program tersebut. Presiden menjanjikan tunjangan bulanan untuk dokter sebesar 15 juta dokter umum dan dokter gigi 10 juta bidan dan perawat 7,5 juta serta tenaga medis lainnya 5 juta. Tunjangan tersebut nyatanya tak kunjung cair karena terganjal urusan administrasi.

Kementerian Kesehatan beralasan tunjangan itu terlambat cair karena data penerima tunjangan yang telah mereka verifikasi harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kementerian keuangan. 

Proses verifikasi data tenaga medis penerima tunjangan semestinya tidak memakan waktu lama mengingatkan Jangan hanya diberikan kepada tenaga medis yang bekerja di rumah sakit rujukan khusus Covid19, rumah sakit rujukan Puskesmas dan rumah sakit swasta yang ditunjuk pemerintah. 

Data mereka seharusnya sudah dan mudah di verifikasi karena berdasarkan usul dari rumah sakit dan Puskesmas tempat mereka bekerja

Lambatnya pencairan insentif bagi tenaga medis ini menjadi ironi di tengah royale nya pemerintah menggelontorkan dana bantuan sosial bagi masyarakat yang terkena dampak pandemic korona. bantuan sosial tersebut tetap cair meski data penerimanya berantakan sehingga bantuan diterima oleh orang yang tidak berhak.

Bahkan dalam program kartu pra kerja program yang dipromosikan Jokowi untuk mengentaskan pengangguran yang kemudian dijadikan program bantuan sosial bagi masyarakat yang terkena dampak korona, pemerintah telah menggandeng 8 platform digital sebagai Mitra. Padahal dasar hukum yang mengatur rincian Mitra digital itu terbit.

Mengingat begitu pentingnya peran tenaga kesehatan pada masa pemerintah seharusnya mempercepat pencairan insentif khusus bagi mereka.

Sumber Editorial Tempo 28 Mei 2020