Bugiswarta.com, Jakarta -- Permintaan atas jenis kopi arabika terus meningkat di dunia dibandingkan jenis robusta. Jenis arabika sangat difavoritkan penikmat kopi dunia. Harganya pun jauh lebih tinggi daripada robusta.
Melihat fakta konsumsi kopi dunia meningkat, Kementerian Pertanian (Kementan) pun merilis penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus bagi para petani kopi sebesar Rp3,96 triliun.
Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hamid Noor Yasin mendukung penyaluran KUR ini, seraya mengawasi penyalurannya dengan ketat.
"Saya sangat mendukung untuk membantu peningkatan kualitas dan perlindungan biji kopi lokal," tulisnya dalam kepada Parlementaria, Senin (16/3/2020).
Menurut Hamid, tanaman kopi arabika hanya cocok ditanam di dataran tinggi (lebih dari 600 meter di atas permukaan laut). Ini jadi tantangan tersendiri bagi pemerintah. "Hingga saat ini belum ada pengembangan dan penelitian yang menghasilkan jenis kopi arabika di daerah dataran rendah," jelas Hamid.
Saat ini, lanjut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, produksi kopi Indonesia sekitar 650 ribu ton yang sepertiganya digunakan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Produksi kopi masih stagnan, karena belum ada inovasi baru yang dikembangkan.
Para petani kopi juga belum banyak mendapat akses teknologi untuk mengembangkan produksinya.
“Kementerian Perdagangan merilis laporan, konsumsi kopi dunia pada tahun 2018, sebesar 9,7 juta ton. Tren konsumsi dunia selama lima tahun terakhir memiliki peningkatan dengan rata-rata 2,1 persen per tahun," ungkap Hamid.
Dengan rencana penyaluran KUR, diharapkan semua problem pengembangan kopi bisa dipecahkan dengan memberi akses teknologi dan pasar, sehingga produksi kopi kian meningkat, terutama jenis arabika.
Menyangkut dua varian kopi, arabika dan robusta, Indonesia juga punya kekhasan produk kopi berdasarkan daerahnya.
Dunia Internasional telah mengenal kopi terbaik dari Indonesia antara lain kopi Jawa, kopi Toraja, kopi Gayo, kopi Sidikalang, kopi Lintong, kopi Wamena, dan kopi Luwak. Dari sisi produksi kopi terbaik dunia, Indonesia menempati urutan keempat setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia.
“Memang saat ini adalah momen tepat Indonesia mengembangkan kualitas kopi yang dimulai dari seleksi bibit unggulnya, teknologi budidayanya, teknologi pasca panennya, termasuk pemasarannya," imbuh legislator dapil Jawa Tengah VI ini. Kini komoditas kopi harus menjadi bagian dari stimulus bantuan pemerintah selain beras, perikanan, sapi, garam, gula, dan beberapa komoditas hortikultura lainnya
Sumber : DPR RI