Bugiswarta.com, Jakarta -- Potensi alam yang sangat kaya, mestinya tidak membawa masyarakat Papua pada kasus gizi buruk (stunting).
Hasil pertanian dan perkebunan yang melimpah dengan tanah yang subur sudah cukup memproduksi makanan yang bergizi bagi anak-anak Papua. Apalagi, penyakit gizi buruk bukan genetik dan tidak menular.
Butuh sosialisasi masif yang harus dilakukan otoritas dinas kesehatan setempat untuk mencegah atau menekan kasus gizi buruk tersebut.
Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina mengatakan, kasus gizi buruk pada balita tentu akan menurunkan kecerdasan anak-anak. Kasus seperti ini harus dicegah sedini mungkin agar generasi bangsa ke depan tampil lebih cerdas dan kuat.
"Stunting bukan penyakit genetik. Sekarang, bagaimana tindakan yang harus dijalankan, karena ada solusi bila anak-anak kita menderita stunting. Ini mempengaruhi perkembangan fisik dan kecerdasan otak," ucap politisi PKB itu di Jayapura, Papua, Jumat (29/2/2020).
Menurutnya, semua sumber makanan bergizi sebetulnya sudah tersedia di tanah Papua. Ironis, bila masih ditemukan kasus gizi buruk.
"Jadi, bahan-bahan untuk menjadikan anak-anak kita cerdas di Papua tidak perlu ada yang dipermasalahkan kembali," kilah legislator Jatim I ini kepada Parlementaria. Masalahnya mungkin tingkat pengetahuan yang rendah. Di sinilah sosialisasi kesehatan menjadi penting. Kecerdasan anak-anak sudah terbangun sejak di kandungan, saat lahir, dan tumbuh kembang. "Makanan di Papua ini sebetulnya makanan luar biasa. Buah-buahannya matang di pohon," tuturnya.
Laporan : Rilis