Bugiswarta.com, Bone -- Sudah lima malam ini Ibu Nabung (59) terbaring di Rumah Sakit Umum Daerah Tenriawaru Kabupaten Bone untuk menjalani rawat inap di Bagian Interna.
Ditemani oleh seorang putrinya,Ningsih (27) menceritakan awal mula beliau harus menjalani rawat inap di Rumah sakit tersebut.
“Awalnya Ibu mengalami sakit nyeri kaki bahkan kaki bengkak, asam urat dan kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi sampai susah buat berjalan, bahu beliau pun susah digerakkan apalagi saat aktivitas memakai baju,”ungkap Ningsih.
Pada pengobatan awal, beliau di diagnosa awal Essential (primary) Hypertension. Berkat perawatan dokter dan penanganan yang tepat saat ini beliau telah semakin membaik kondisinya.
“Dokter berpesan pada Ibu agar memperhatikan pola makan, kurangi gula dan perbanyak minum”, lanjut Ningsih.
Ibu Nabung beserta suami dan kedua anaknya tercatat sebagai peserta JKN Penerima Bantuan Iuran dari APBN (PBI-APBN). Keseharian beliau adalah seorang ibu rumah tangga yang membantu suaminya bertani di sawah.
Beruntung beberapa tahun yang lalu telah dilakukan pendataan oleh aparat desa di tempat beliau tinggal untuk diusulkan dalam kepesertaan program JKN bantuan Pemerintah.
“Saat itu ada yang datang ke rumah kami dari aparat desa, kami di data, dan setelah kartunya kami jadi, kami diinfokan juga untuk mengambil kartu tersebut di Kantor Desa” jelas Ningsih kembali.
“Alhamdulillah dan Terima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan kami Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan kami sudah menggunakannya untuk berobat, pelayanan yang kami peroleh selama ini di Rumah Sakit bagus, ruang rawat inap pun bersih serta tidak keluar biaya sepeser pun”, ucapnya melanjutkan.
“Saya sempat mendengar tentang kenaikkan iuran BPJS Kesehatan tahun depan, tapi seandainya saya harus membayar pun saya akan lakukan karena saya beserta keluarga telah merasakan manfaat dari menjadi peserta program JKN-KIS”, tutur Ningsih saat saat ditanya apakah beliau juga mendengar kabar terkait rencana penyesuaian iuran peserta program JKN-KIS per tahun 2020.
Laporan : Rilis
Editor USman
Ditemani oleh seorang putrinya,Ningsih (27) menceritakan awal mula beliau harus menjalani rawat inap di Rumah sakit tersebut.
“Awalnya Ibu mengalami sakit nyeri kaki bahkan kaki bengkak, asam urat dan kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi sampai susah buat berjalan, bahu beliau pun susah digerakkan apalagi saat aktivitas memakai baju,”ungkap Ningsih.
“Dokter berpesan pada Ibu agar memperhatikan pola makan, kurangi gula dan perbanyak minum”, lanjut Ningsih.
Ibu Nabung beserta suami dan kedua anaknya tercatat sebagai peserta JKN Penerima Bantuan Iuran dari APBN (PBI-APBN). Keseharian beliau adalah seorang ibu rumah tangga yang membantu suaminya bertani di sawah.
Beruntung beberapa tahun yang lalu telah dilakukan pendataan oleh aparat desa di tempat beliau tinggal untuk diusulkan dalam kepesertaan program JKN bantuan Pemerintah.
“Saat itu ada yang datang ke rumah kami dari aparat desa, kami di data, dan setelah kartunya kami jadi, kami diinfokan juga untuk mengambil kartu tersebut di Kantor Desa” jelas Ningsih kembali.
“Alhamdulillah dan Terima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan kami Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan kami sudah menggunakannya untuk berobat, pelayanan yang kami peroleh selama ini di Rumah Sakit bagus, ruang rawat inap pun bersih serta tidak keluar biaya sepeser pun”, ucapnya melanjutkan.
“Saya sempat mendengar tentang kenaikkan iuran BPJS Kesehatan tahun depan, tapi seandainya saya harus membayar pun saya akan lakukan karena saya beserta keluarga telah merasakan manfaat dari menjadi peserta program JKN-KIS”, tutur Ningsih saat saat ditanya apakah beliau juga mendengar kabar terkait rencana penyesuaian iuran peserta program JKN-KIS per tahun 2020.
Laporan : Rilis
Editor USman