Foto / Fadly Syarif |
Suguhan menu berupa mie pangsit, sate, dan kopi panas dapat dinikmati pengunjung di warung Danau Lolang, Pa’batteang asuhan Wasimun, warga asal Aceah Tamian.
Sebuah bangunan warung makan berkesan sederhana, dan berdesign minimalis yang terletak, tepat di gerbang utama Dusun Pa’batteang.
Kesan kearifan lokal terpancar jelas dari kolaborasi property dan ornamen bahan baku bambu lokal, yang ‘membungkus’ bangunan warung Danau Lolang Pa’batteang. Daya pikat lain, ditonjolkan lewat perbedaan citarasa dan kemasan makanan siap saji yang disuguhkan oleh pihak pengelolah warung.
Letaknya yang berada tepat di pinggiran jalan poros ibukota dusun Pa’batteang menjadi sebuah bentuk kemudahan tersendiri bagi pengunjung untuk mengakses dan menjangkau lokasi warung Danau Lolang dari seluruh penjuru dengan menggunakan kendaraan roda dua dan atau mobil pribadi.
Pengunjung yang berkesempatan mampir untuk menikmati suguhan menu sate ayam, tahu bakar, bakso kuah, bakso bakar, mie pangsit, dan kopi panas di warung Danau Lolang, tak perlu repot mengeluarkan biaya besar.
Cukup dengan merongoh saku celana dan atau saku baju, pengunjung sudah dapat menikmati berbagai bentuk suguhan menu khas ala warung Danau Lolang.
Bermodal uang recehan senilai dua ribu rupiah, pengunjung sudah dapat menikmati dan membawa pulang satu tusuk sate ayam yang dipanggang diatas api, berbahan bakar arang tempurung.
Dalam kesempatan berbincang dengan wartawan pengelolah warung Danau Lolang, Pa’batteang yang akrab disapa Wasimun ini, menuturkan, “warung Danau Lolang dibangun dan dirintis selama kurang lebih satu bulan setengah bermodal lima belas juta rupiah”
Tak hanya menyiapkan menu siap saji, warung Danau Lolang, Pa’batteang juga ikut menyediakan sarana tempat peristrahatan, berbahan baku bambu lokal, berukuran tiga kali dua meter yang dikemas dalam bentuk dego-dego.
Lihat juga video ini :