Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berbicara hangat ditemani es kelapa muda/ Foto Tempo |
Pasalnya simpang siur Gerindra masuk dalam koalisi pemerintah atau tidak hingga saat ini masih belum ada kejelasan, sekalipun di parlemen Gerindra sudah mendapatkan satu kursi pimpinan DPR dan MPR, tapi hal itu belum sepenuhnya menjadikan Gerindra sebagai partai pendukung pemerintah.
“Kursi pimpinan DPR yang didapat Gerindra saat ini tak lebih seperti barter politik pada periode sebelumnya yang berawal dari kebijakan UU MD3 melalui sistem paket dan akhirnya setelah dilakukan revisi bisa menempatkan PDIP pada kursi pimpinan DPR. Saya kira Mungkin beda hal jika sebelumnya kursi pimpinan MPR diserahkan kepada Gerindra, tentunya peta politiknya semakin jelas kemana arah politiknya”, tutur Jajat.
Buka Juga Video Ini
Sekalipun publik bisa menilai saat ini ada keretakan dalam koalisi partai pendukung Jokowi antara PDIP dan Nasdem, namun bisa saja salah satu pemicunya tentang pembagian jatah kursi, karena jika Gerindra masuk tentu akan ada jatah partai lainnya yang berkurang.
Tapi ujung dari semua itu berada di tangan Jokowi, pasca koalisinya berhasil menguasai kursi pimpinan DPR dan MPR maka segala peluang untuk mengganggu roda pemerintah melalui parlemen dipastikan akan hilang.
"Namun terlepas dari semua itu, menggandeng kubu Prabowo masuk kedalam pemerintahan merupakan salah satu langkah politik jitu Jokowi, karena menggabungkan 2 konsep capres dalam satu pemerintahan tentu akan memberikan warna berbeda dalam perpolitikan nasional kita”, tutup Jajat.