Bugiswarta.com, BONE--Ketua Lembaga Kajian dan Advokasi Lintas Masyarakat (LEKAS) Kabupaten Bone, Anwar Marjan menghadiri Sosialisasi Primer Koperasi Pengelola Sampah Sebagai Rumah Bisnis Bersama Pengelola Sampah yang digelar oleh Kementerian Koperasi dan UKM di Surabaya, 24 Oktober 2019 kemarin.
"Sosialisasi ini termasuk didalamnya penguatan lembaga, penguatan pasar hingga jaringan pembelinya sehingga kita tidak perlu khawatir dipenjualan sampah itu, saya dapati disana (Surabaya) pelaku usaha bahkan mengolah sampah dan produknya diekspor sampai ke Amerika dan Jepang, " Kata Anwar Marjan, Jumat 25 Oktober 2019.
Kata dia, pada sosialisasi tersebut mengaitkan pengelolaan sampah dengan koperasi. Melalui pengelolaan sampah berbasis koperasi dengan melihat peluang bisnis yang dapat memberikan manfaat ekonomis bagi para pengelolanya.
"Di sisi lain, isu sampah dianggap berbahaya bagi kelestarian lingkungan, mau tidak mau persoalan sampah harus mendapat perhatian khusus dari semua pihak," pungkas Anwar.
Salah seorang pemateri pada sosialisasi tersebut, Asrul Husein, Direktur Green Indonesia Fondation (GIF) mengatakan pengelolaan sampah melalui bank sampah harus mendapat nutrisi atau triger yang kuat dari pemerintah dan pihak lainnya.
Termasuk pembentukan Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS), sebagai rumah bisnis bersama para pengelola sampah di setiap kabupaten dan kota.
" Diharapkan dengan jiwa besar dan negarawan baik dari pemerintah, pemda, akademisi, asosiasi, praktisi atau profesional, lembaga swadaya dan perusahaan CSR, agar bersatu padu mendukung kelembagaan dan kinerja bank sampah secara modern, terstruktur dan terukur, " ungkap Asrul.
Sekedar diketahui Kegiatan sosialisasi ini dibuka oleh Kepala Seksi Pengembangan Usaha bidang Produksi dan Restrukturisasi Usaha, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur, Totok Indarto.
Dalam Sambutannya Totok menyampaikan bahwa masyarakat yang bergerak dibidang usaha yang berhubungan dengan pengelolaan sampah adalah motor penggerak komunitas peduli lingkungan.
Dalam kegiatan ini hadir narasumber yang kompeten dalam menangani sampah serta 50 orang pengelola sampah yang sebagian besar berasal dari provinsi Jawa Timur dari Makassar dan Bone Provinsi Sulawesi Selatan. (*)
"Sosialisasi ini termasuk didalamnya penguatan lembaga, penguatan pasar hingga jaringan pembelinya sehingga kita tidak perlu khawatir dipenjualan sampah itu, saya dapati disana (Surabaya) pelaku usaha bahkan mengolah sampah dan produknya diekspor sampai ke Amerika dan Jepang, " Kata Anwar Marjan, Jumat 25 Oktober 2019.
Kata dia, pada sosialisasi tersebut mengaitkan pengelolaan sampah dengan koperasi. Melalui pengelolaan sampah berbasis koperasi dengan melihat peluang bisnis yang dapat memberikan manfaat ekonomis bagi para pengelolanya.
"Di sisi lain, isu sampah dianggap berbahaya bagi kelestarian lingkungan, mau tidak mau persoalan sampah harus mendapat perhatian khusus dari semua pihak," pungkas Anwar.
Salah seorang pemateri pada sosialisasi tersebut, Asrul Husein, Direktur Green Indonesia Fondation (GIF) mengatakan pengelolaan sampah melalui bank sampah harus mendapat nutrisi atau triger yang kuat dari pemerintah dan pihak lainnya.
Termasuk pembentukan Primer Koperasi Pengelola Sampah (PKPS), sebagai rumah bisnis bersama para pengelola sampah di setiap kabupaten dan kota.
" Diharapkan dengan jiwa besar dan negarawan baik dari pemerintah, pemda, akademisi, asosiasi, praktisi atau profesional, lembaga swadaya dan perusahaan CSR, agar bersatu padu mendukung kelembagaan dan kinerja bank sampah secara modern, terstruktur dan terukur, " ungkap Asrul.
Sekedar diketahui Kegiatan sosialisasi ini dibuka oleh Kepala Seksi Pengembangan Usaha bidang Produksi dan Restrukturisasi Usaha, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur, Totok Indarto.
Dalam Sambutannya Totok menyampaikan bahwa masyarakat yang bergerak dibidang usaha yang berhubungan dengan pengelolaan sampah adalah motor penggerak komunitas peduli lingkungan.
Dalam kegiatan ini hadir narasumber yang kompeten dalam menangani sampah serta 50 orang pengelola sampah yang sebagian besar berasal dari provinsi Jawa Timur dari Makassar dan Bone Provinsi Sulawesi Selatan. (*)