Bugiswarta.com, Jakarta -- Pembinaan ketahanan keluarga untuk kelompok kegiatan BKB, BKR, dan BKL yang diselenggarakan oleh Dinas Kependudukan, Catatan Sipil, Pengendalian Penduduk dan KB Provinsi Sulsel kali ini menyisir wilayah kepulauan tepatnya di Pulau Karanrang Kabupaten Pangkep, 27 September 2019.
Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Kepala Bidang Keluarga Sejahtera ibu Hj. Andi Nuraeni mewakili kepala dinas DukcapildaldukKB Provinsi Sulsel. Turut hadir pula Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kab. Pangkep ibu Hj. dr. Muliati dan narasumber provinsi Bpk Arlin Adam.
Kadis provinsi dalam sambutannya mengingatkan kembali para kader ketahanan keluarga peserta pembinaan ini untuk memastikan berjalannya 8 fungsi keluarga agar keluarga memiliki ketahanan yang kokoh dalam memproteksi faktor resiko yang dapat mengganggu keluarga khususnya dalam pembentukan generasi yang berkualitas.
Sementara itu Kadis Dalduk dan KB Kab. Pangkep memberikan pengarahan kepada peserta agar keluarga memberi prioritas pada 1000 Hari Pertama Kehidupan yang dimulai sjk kehamilan hingga anak berusia 2 tahun sbg masa yang menentukan perkembangan generasi berikutnya.
Hal lain yang ditekankan adalah saatnya generasi sekarang mulai merencanakan kehidupan berkeluarga seperti menunda perkawinan usia dini yang marak terjadi pada masyarakat kepulauan.
Pembinaan ketahanan keluarga ini difokuskan untuk pembinaan kelompok BKR yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan poktan dalam menjalankan peran dan fungsinya.
"Masalah krusial yang dihadapi keluarga di kepulauan adalah banyaknya pernikahan usia dini dan kasus-kasus perceraian keluarga muda shg msl ini yang dijadikan sbg pokok pembahasan diskusi bersama narasumber. Materi lainnya yang didiskusikan adalah triad KRR yaitu seksualitas remaja, HIV dan AIDS, Narkoba yg marak terjadi dikalangan remaja,"ungkapnya
Dari diskusi interaktif dihasilkan upaya penggerakan aktif untuk kelompok poktan dalam menjalin kerjasama semua stakeholder tingkat desa untuk menciptakan sistim masyarakat yang kuat dalam menekan jumlah pernikahan usia dini.
Selain itu, kelompok poktan diharapkan proaktif mensosialisasikan dampak-dampak yang dihadapi ol pasangan yang menikah muda kepada para orang tua dan tokoh-tokoh masyarakat (Andi Alim)
Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Kepala Bidang Keluarga Sejahtera ibu Hj. Andi Nuraeni mewakili kepala dinas DukcapildaldukKB Provinsi Sulsel. Turut hadir pula Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kab. Pangkep ibu Hj. dr. Muliati dan narasumber provinsi Bpk Arlin Adam.
Kadis provinsi dalam sambutannya mengingatkan kembali para kader ketahanan keluarga peserta pembinaan ini untuk memastikan berjalannya 8 fungsi keluarga agar keluarga memiliki ketahanan yang kokoh dalam memproteksi faktor resiko yang dapat mengganggu keluarga khususnya dalam pembentukan generasi yang berkualitas.
Sementara itu Kadis Dalduk dan KB Kab. Pangkep memberikan pengarahan kepada peserta agar keluarga memberi prioritas pada 1000 Hari Pertama Kehidupan yang dimulai sjk kehamilan hingga anak berusia 2 tahun sbg masa yang menentukan perkembangan generasi berikutnya.
Hal lain yang ditekankan adalah saatnya generasi sekarang mulai merencanakan kehidupan berkeluarga seperti menunda perkawinan usia dini yang marak terjadi pada masyarakat kepulauan.
Pembinaan ketahanan keluarga ini difokuskan untuk pembinaan kelompok BKR yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan poktan dalam menjalankan peran dan fungsinya.
"Masalah krusial yang dihadapi keluarga di kepulauan adalah banyaknya pernikahan usia dini dan kasus-kasus perceraian keluarga muda shg msl ini yang dijadikan sbg pokok pembahasan diskusi bersama narasumber. Materi lainnya yang didiskusikan adalah triad KRR yaitu seksualitas remaja, HIV dan AIDS, Narkoba yg marak terjadi dikalangan remaja,"ungkapnya
Dari diskusi interaktif dihasilkan upaya penggerakan aktif untuk kelompok poktan dalam menjalin kerjasama semua stakeholder tingkat desa untuk menciptakan sistim masyarakat yang kuat dalam menekan jumlah pernikahan usia dini.
Selain itu, kelompok poktan diharapkan proaktif mensosialisasikan dampak-dampak yang dihadapi ol pasangan yang menikah muda kepada para orang tua dan tokoh-tokoh masyarakat (Andi Alim)