Ia menilai, militansi dan jumlah pendukung yang hadir saat kampanye terbuka capres merupakan salah satu indikator kinerja mesin politik masing-masing pasangan capres-cawapres.
Jajat menggarisbawahi, selama kampanye terbuka berlangsung pasangan capres-cawapres, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin dinilai tertinggal dari militansi relawan pesaingnya yakni Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Di banyak daerah kita melihat perbandingan jumlah massa yang hadir saat kampanye terbuka capres tidak berimbang menandakan rakyat menginginkan kepemimpinan baru," ungkap Jajat.
Jajat mencontohkan, kampanye akbar calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto di Kota Solo Jawa Tengah (Rabu, 10/4/2019) jauh lebih antusias dibanding kampanye capres petahana, Joko Widodo di tempat yang sama.
"Jika kita melihat fenomena ini, sebenarnya rakyat sudah memberi alarm bahwa mereka menginginkan kepemimpinan yang jauh lebih baik," tandasnya.
Kendati demikian, lanjut Jajat, meskipun pasangan Prabowo-Sandi jauh lebih unggul dalam hal kampanye akbar. Ia mengingatkan, berbagai kemungkinan masih bisa terjadi hingga hari-H pencoblosan.