BUGISWARTA.com, Jakarta - Sosialisasi atau penyampaian visi dan misi batal diselenggarakan KPU lantaran kubu petahana tidak sepakat pada mekanisme penyampaian langsung oleh paslon. Kubu petahana beralasan, mendatangkan paslon dalam sosialisasi visi misi adalah sebuah kesulitan di tengah padatnya agenda kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin.
Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudaryono menilai alasan yang dilontarkan kubu capres-cawapres nomor urut 01 semakin membuat masyarakat sadar bahwa Jokowi-Ma’ruf tidak memprioritaskan rakyat.
"Kalau memang Jokowi dan tim menganggap bahwa sosialisasi visi dan misi ini penting, tentu saja mereka akan datang dan menjadikannya agenda teratas serta menjadikan agenda sosialisasi ini sebagai salah satu cara meyakinkan dan mengambil hati rakyat," kata Sudaryono dalam keterangannya, Selasa, 8 Januari 2019.
Namun demikian, lanjut Sudaryono, sepertinya Jokowi-Ma’ruf terlalu pongah untuk mengakui ketidakmampuan mereka berjanji di depan publik lantaran Jokowi pernah melakukannya pada 2014 dan banyak yang tidak terealisasi.
"Sebagai rakyat, tentu saja kita ingin mendengar langsung kandidat capres dan cawapres menyampaikan visi dan misinya secara resmi. Jangankan jadi capres dan cawapres, jadi ketua OSIS skala SMP dan SMA saja wajib kok menyampaikan visi misi di depan siswa lainnya tanpa diwakili siapapun," sindir Sudaryono.
"Lah ini mau memimpin negara kok ngakunya sibuk dan tidak bisa menyampaikan visi misi sendiri? Capek-capek rakyat sejak masa sekolah diajari soal kepemimpinan, public speaking, dan segala tetek bengek lainnya, eh di puncak tatanan tertinggi negara kok malah menyuguhkan mental boneka yang semakin tidak pantas untuk dilihat?" imbuh Sudaryono.
Dengan format yang dibebaskan oleh KPU, baik Jokowi-Ma’ruf maupun Prabowo-Sandi akan bertarung sendiri di depan rakyat dalam hal menyampaikan visi dan misinya.
Bila TKN Jokowi-Ma’ruf akan mengadakan sosialisasi visi misi yang diwakili oleh timsesnya, BPN Prabowo-Sandi akan melakukan sosialiasi lengkap dengan kandidat capres cawapresnya, Prabowo-Sandi.
"Baik Prabowo mupun Sandi dalam beberapa kesempatan bersikukuh ingin menyampaikan visi misi oleh diri mereka sendiri sebagai kandidat. Dari sini masyarakat tentu akan bisa menilai kualitas pemimpin yang akan memimpin Indonesia selama 5 tahun ke depan," ucap Sudaryono.
Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudaryono menilai alasan yang dilontarkan kubu capres-cawapres nomor urut 01 semakin membuat masyarakat sadar bahwa Jokowi-Ma’ruf tidak memprioritaskan rakyat.
"Kalau memang Jokowi dan tim menganggap bahwa sosialisasi visi dan misi ini penting, tentu saja mereka akan datang dan menjadikannya agenda teratas serta menjadikan agenda sosialisasi ini sebagai salah satu cara meyakinkan dan mengambil hati rakyat," kata Sudaryono dalam keterangannya, Selasa, 8 Januari 2019.
Namun demikian, lanjut Sudaryono, sepertinya Jokowi-Ma’ruf terlalu pongah untuk mengakui ketidakmampuan mereka berjanji di depan publik lantaran Jokowi pernah melakukannya pada 2014 dan banyak yang tidak terealisasi.
"Sebagai rakyat, tentu saja kita ingin mendengar langsung kandidat capres dan cawapres menyampaikan visi dan misinya secara resmi. Jangankan jadi capres dan cawapres, jadi ketua OSIS skala SMP dan SMA saja wajib kok menyampaikan visi misi di depan siswa lainnya tanpa diwakili siapapun," sindir Sudaryono.
"Lah ini mau memimpin negara kok ngakunya sibuk dan tidak bisa menyampaikan visi misi sendiri? Capek-capek rakyat sejak masa sekolah diajari soal kepemimpinan, public speaking, dan segala tetek bengek lainnya, eh di puncak tatanan tertinggi negara kok malah menyuguhkan mental boneka yang semakin tidak pantas untuk dilihat?" imbuh Sudaryono.
Dengan format yang dibebaskan oleh KPU, baik Jokowi-Ma’ruf maupun Prabowo-Sandi akan bertarung sendiri di depan rakyat dalam hal menyampaikan visi dan misinya.
Bila TKN Jokowi-Ma’ruf akan mengadakan sosialisasi visi misi yang diwakili oleh timsesnya, BPN Prabowo-Sandi akan melakukan sosialiasi lengkap dengan kandidat capres cawapresnya, Prabowo-Sandi.