Bugiswarta.com Jakarta -- Jakarta - Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazir menilai pemerintahan era Joko Widodo (Jokowi) memiliki prestasi dalam mencetak utang. Bagaimana tidak, sejak dilantik pada 2014, Jokowi tercatat menambah utang sebesar 1.810 triliun.
Fuad membeberkan, pada awal periode pemerintahan Jokowi tahun 2014, utang pemerintah tercatat sebesar 2.608 triliun. Empat tahun berselang, hutang pemerintah kini mencapai 4.418 triliun.
"Dalam kata lain, selama 51 bulan, Pak Jokowi menambah utang 1.810 triliun atau sekitar 69,5%. Rata-rata utang naik 426 triliun per tahun dan 1,2 triliun per hari," kata Fuad dalam diskusi 'Kemelut Hutang di Negeri Gemah Ripah Loh Jinawi' di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya I, Jakarta, (30/1/2019).
Fuad lantas membandingkan jumlah utang pemerintah Jokowi dengan utang pemerintah periode sebelumnya. Fuad mengatakan, 10 tahun Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin, utang pemerintah bertambah 1.310 triliun. Dari perbandingan itu, kata Fuad, tampak siapa yang lebih jago berhutang.
"Kalu dibandingkan, utang empat tahun era Jokowi naiknya adalah 3,3 kali lipat dari jaman Pak SBY," kata Fuad.
Fuad mengatakan, besarnya utang pemerintahan era Jokowi juga tidak jelas peruntukannya. Hal itu disebabkan pemerintah menerbitakan surat berharga negara (SBN) untuk menghimpun utang sehingga pemerintah sulit mengontrol penggunaan utang tersebut.
"Utang pada jaman Pak Jokowi ini ada dua macam, utang pinjaman luar negeri, dan dalam negeri dengan penerbitan surat berharga negara (SBN). Sri Mulyani adalah yang pertama kali memperkenalkan SBN pada 2006, pinjaman diambil dari pasar uang. Dipakai menjadi bebas tapi sekaligus tidak jelas penggunaannya," kata Fuad.
Fuad membeberkan, pada awal periode pemerintahan Jokowi tahun 2014, utang pemerintah tercatat sebesar 2.608 triliun. Empat tahun berselang, hutang pemerintah kini mencapai 4.418 triliun.
"Dalam kata lain, selama 51 bulan, Pak Jokowi menambah utang 1.810 triliun atau sekitar 69,5%. Rata-rata utang naik 426 triliun per tahun dan 1,2 triliun per hari," kata Fuad dalam diskusi 'Kemelut Hutang di Negeri Gemah Ripah Loh Jinawi' di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya I, Jakarta, (30/1/2019).
Fuad lantas membandingkan jumlah utang pemerintah Jokowi dengan utang pemerintah periode sebelumnya. Fuad mengatakan, 10 tahun Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin, utang pemerintah bertambah 1.310 triliun. Dari perbandingan itu, kata Fuad, tampak siapa yang lebih jago berhutang.
"Kalu dibandingkan, utang empat tahun era Jokowi naiknya adalah 3,3 kali lipat dari jaman Pak SBY," kata Fuad.
Fuad mengatakan, besarnya utang pemerintahan era Jokowi juga tidak jelas peruntukannya. Hal itu disebabkan pemerintah menerbitakan surat berharga negara (SBN) untuk menghimpun utang sehingga pemerintah sulit mengontrol penggunaan utang tersebut.
"Utang pada jaman Pak Jokowi ini ada dua macam, utang pinjaman luar negeri, dan dalam negeri dengan penerbitan surat berharga negara (SBN). Sri Mulyani adalah yang pertama kali memperkenalkan SBN pada 2006, pinjaman diambil dari pasar uang. Dipakai menjadi bebas tapi sekaligus tidak jelas penggunaannya," kata Fuad.