Soal Rencana Prabowo Stop Impor, NCID : Itu Tidak Mustahil -->
Cari Berita

Soal Rencana Prabowo Stop Impor, NCID : Itu Tidak Mustahil

Foto : Ws Sutrisno
Bugiswarta.com, Jakarta -- Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman mengatakan, pro dan kontra terhadap janji politik Prabowo yang akan menghentikan impor pangan dan energi merupakan hal yang wajar. 

Pasalnya, hingga saat ini kondisi Indonesia masih terlena dengan produk impor baik pangan maupun energi, akan tetapi jika melihat secara luas ungkapan dari Prabowo tersebut bukan merupakan hal yang mustahil dapat dilakukan, terlebih Indonesia merupakan sebuah negara agraris yang mempunyai peluang untuk swasembada baik itu pangan maupun energi.

"Berbagai upaya yang dilakukan pemerintahan Jokowi-JK untuk mewujudkan swasembada pangan melalui percetakan lahan pertanian baru, merupakan salah satu upaya untuk menghindarkan ketergantungan kita terhadap impor, namun yang terjadi saat ini upaya yang dilakukan pemerintah terbukti belum memberikan dampak yang signifikan, kaitannya dengan janji politik Prabowo yang akan menghentikan impor pangan dan energi ,saya kira hal itu bukan merupakan yang mustahil selama pemerintah konsisten untuk meujudkannya, terlebih upaya yang dilakukan pemerintah saat ini belum mencapai substansi dari permasalahan itu sendiri terutama dibidang pertanian yang salah satunya adalah permasalahan pupuk yang dianggap mahal”, tutur Jajat.

Menurut Jajat, adalah hal yang wajar jika saat ini banyak pertanyaan mengenai janji politik Prabowo tersebut, selain situasinya yang belum memungkinkan, jika menilik pada kondisi saat ini rasanya sulit untuk mewujudkan janji politik Prabowo tersebut. Akan tetapi kembali lagi kepada sikap dari pemerintah itu sendiri, diera Jokowi saat ini yang menjadi fokus pemerintah adalah bidang infrastruktur meskipun dianggap mustahil terbukti Jokowi mampu membangun infrastruktur yang terbilang banyak meskipun memakai dana dari utang luar negeri, jika kelak Prabowo memimpin dan fokus ke bidang pertanian dan energi maka mewujudkan Indonesia bebas impor pangan dan energi juga bukan merupakan hal yang mungkin terjadi.

“Permasalahan terbesar saat ini adalah rendahnya tingkat kepercayaan publik akan janji politik calon penguasa, hal ini di dasari sikap dari aktor politik itu sendiri yang tidak konsisten kepada janji politiknya yang tadinya bilang A ternyata yang dilakukan B. Jika memujudkan Indonesia bebas impor pangan dan energi diangap sesuatu yang mustahil, lantas apakabarnya dengan janji penguasa yang sudah jelas – jelas mengingkari janji politiknya tapi minta di percaya untuk memimpin kembali”, tutup Jajat.