Komunitas Peduli Eksodus saat Memberikan Santunan ke Yeti Karyati |
Selain biaya penanganan medis di rumah sakit senilai Rp 4.300.000, Tety juga mendapatkan biaya perawatan pengobatan tradisional sebesar Rp 850 ribu.
"Terima kasih, terima kasih banyak, saya sangat menderita, mana lagi BPJS tidak bisa menanggung biaya rumah sakit saya," kata Tety sambil menyeka air matanya dengan kerudungnya.
Sebenarnya Tety belum sembuh betul, hanya luka luarnya dibagian lengan dan tanganya yang sudah mengering, luka patah di lengan dan sakit dibagian dada dan lambungnya masih ia keluhkan.
"Saya dua kali digulung tsunami, jadi banyak lumpur yang masuk diperut, dan ini masih sakit, tapi saya harus secepatnya keluar rumah sakit, saya takut kasian, dimana saya ambil uang untuk bayar rumah sakit, nanti diluar saya berobat tradisional," Tety mengungkapkan dengan wajah senduh.
Rusmin Igho, Jurnalis Kompas TV menjelaskan ia bersama komunitas peduli eksodus palu ini tergerak untuk menghimpun dana untuk menebus biaya rumah sakit Tety, dengan mengumpulkan dana dari awak media dan aktivis serta dermawan lainnya.
"Sudah tidak ada pilihan lain, kita yah kita kumpulkan dana karena kita sudah konfirmasi ke BPJS, ibu Tety ini nda bisa dibiayai BPJS, alhamdulillah sekitar 1 jam dana terkumpul sekitar Rp 5 juta," kata Igho.
Sekadar diketahui, komunitas peduli eksodus palu ini, terbentuk atas inisiasi awak media dan aktifis di Kabupaten Bone, mereka menghimpun donasi dalam bentuk bahan pangan, pakaian dan kebutuhan perlengkapan bayi.(Team/SHR-BW)