Wakil Rektor II Unismuh Bawa Kuliah Umum di STKIP Muhammadiyah Bulukumba -->
Cari Berita

Wakil Rektor II Unismuh Bawa Kuliah Umum di STKIP Muhammadiyah Bulukumba

BUGISWARTA.com, Bulukumba -- Guru mengembangkan tugas sebagai panutan atau teladan dari anak didiknya. Guru memberikan contoh dan keteladanan yang baik pada anak didiknya. Sehingga akan terbangun dalam diri anak kepercayaan dan karakter yang baik dari keteladanan yang dicontohkan guru.
Demikian ditegaskan Wakil Rektor II Unismuh Makassar, Dr. H.Andi Sukri Syamsuri,S.Pd.,M.Hum, pada kuliah umum di STKIP Muhammadiyah Bulukumba, Senin (10/9/2018).
Kuliah umum kali ini membawakan makalah dengan judul, Mahasiswa Sebagai Calon Guru di Era Disrupsi dan Revolusi industry 4.0. 
Dijelaskan, keteladanan bisa berupa disiplin waktu, kerja tuntas, bertutur kata yang sopan, dan lain lain.
Guru adalah tokoh yang berpengaruh dalam membimbing dan mengantarkan anak didiknya mencapai kedewasaan.
Performansi guru sangat berpengaruh pada sikap dan pribadi anak didik. Satu kali perbuatan baik dicontohkan lebih baik dari seribu kata yang diucapkan, kata ,mantan Dekan FKIP Unismuh Makassar ini.
Beberapa penelitian mengenai keteladanan dan pembiasaan guru menunjukkan berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar anak.
Ini artinya keteladanan dan pembiasaan guru selain mempengaruhi sikap dan karakter anak juga berpengaruh signifikan terhadap prestasi hasil belajar anak didik, tegas mahasiswa teladan RI Perwakilan Kopertis IX hadiri Upacara 17 Agustus 1993 di Istana Negara Jakarta ini.
 Misi Kemanusiaan
Pendidikan sepenuhnya bukan tanggung jawab parsial guru tetapi tanggung jawab semua komponen yakni orang tua, guru, masyarakat, dan pemerintah,
Sekalipun demikian, keterlibatan guru sangat besar peranannya, hal ini dapat dilihat masa kebersamaan guru dan anak didik dalam berinteraksi keseharian di sekolah.
Dalam sehari , anak didik berada di sekolah kurang lebih 8-9 Jam sehari  bersama guru.
Ini artinya guru sebagai orang tua bagi anak didiknya di sekolah, sehingga guru bertindak  mengganti peran dan tanggung jawab orang tua, tegas doktor humaniora PPs-Unhas ini.
Dengan demikian, orang tua harus memahami dan membantu guru dalam memberikan pembinaan dan pendewasaan anak. 
Guru  adalah orang tua dari anak itu saat berada di sekolah maka  sangat disayangkan jika dalam proses pembinaan guru terhadap anaknya di sekolah mendapat pembalasan “pahit “ dari orang tua murid seperti yang sering kita dengarkan dari media.
Guru dilaporkan ke pihak berwajib malah sudah pernah ada guru yang dijebloskan dalam tahanan akibat laporan dari orang tua, kata Andis. (yahya)