Hal itu disampaikan Jajat menyikapi keributan beberapa hari belakangan ini soal impor beras di kabinet kerja Jokowi - JK, dimana adanya sindir mmenyindir, dan klaim data antara intansi pemerintahan.
“Tapi apapun yang mereka lontarkan, publik tau kalau ucapan bulog atau menteri perdagangan yang berseberangan endingnya tetap saja Impor beras lancar,” Kata Jajat menuding keributan hanyalah kedok dan drama untuk mengelabui publik, Kamis 20 Seotember 2018
Jajat mengingatkan bahwa beras masih menjadi bisnis besar yang menggiurkan apalagi melibatkan banyak pemburu rente, sehingga data perberasan sangat mudah dimanupulasi. Pada kondisi inilah beras menjadi sangat strategis untuk dijadikan sebagai komoditas politik.
“Ditambah dengan drama para elit, namun ujung-ujungnya Beras Impor nongol dipelabuhan-pelabuhan, artinya ributnya mereka tak menghentikan impor, jadi sangat wajar kalau kita menilai ribut soal impor hanya sebuah drama,” terang Jajat.
Kemudian Kata Jajat visi ketahanan Pangan nasional yang digembor-gemborkan Jokowi JK tidak akan pernah terwujud selama Impor masih terus berjalan, yang untung bukanlah petani dalam negeri melainkan petani luar negeri.
“Hentikan drama impor, semakin ribut soal impor semakin membuktikan Jokowi bukanlah sosok yang mampu membawa Bangsa ini lebih baik lagi kedepannya,” ujarnya
Usman