Usman Al-Khair Larampeng Alumni Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Bone
Bugiswarta.com, OPINI -- Presiden Joko Widodo memang dikenal sebagai Presiden yang
banyak ingkar terhadap janji-janjinya, betapa tidak deretan janji saat
pemilihan presiden dan wakil presiden pada tahun 2014 lalu banyak yang tak ia
tunaikan.
Kendati dirinya bersama timnya terus meracik issu agar
disebut sebagai Presiden yang berhasil namun selalu saja dapat kendala
dilpangan lantaran fakta berbicara lain. Sebut saja masalah ekonomi yang
disebutnya bakal meroket justru belakangan ini rupiah malah tersungkur.
Lain lagi dengan honorer yang setiap tahun harus terus
berteriak, baik melalui wakil rakyat sampai pada istana presiden, mulai dari
daerah sampai ke senayan mereka terus berteriak agar mendapatkan kejelasan
statusnya untuk diangkat jadi pegawai negeri sipil,”
Padahal masa kampanye saat menjadi capres 2014, dirinya
Jokowi telah memberikan harapan kepada honorer untuk diangkat jadi PNS, namun
lagi dan lagi fakta berbicara lain, Ribuan Honorer hingga saat ini masih
mengangkat megaphone sebagai penyambung lidah menagi janji untuk diberikan
perhatian khusus agar diangkat jadi PNS.
Buka Juga : Mengingat Janji Jokowi
Kekesalan honorer kali ini lantaran adanya rencana pemerintah
untuk melakukan rekruitmen Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) namun honorer yang telah mengabdi puluhan tahun ternyata
belum dapat kepastian, apakah mereka akan diangkat jadi PNS atau mereka harus
bersaing dengan para sarjana muda untuk berebut nomor induk pegawai negeri
sipil.
Tuli dan ingkar mungkin kata ini bisa dialamatkan ke Rezim
Jokowi, ingkar karena tak menepati janji ke honorer dan tuli karena tidak
mendengarkan suara para honorer rakyat yang ia janji saat capres 2014 lalu,
bahkan suara ketua DPR RI pun tidak didengarnya.
Lalu masihkah dia (Jokowi) layak untuk dipuja-dan dipuji,
bahkan diberikan kesempatan untuk kembali memimpin Bangsa ini?, sementara
deretan janji hingga saat ini belum ia tunaikan.