Disebut Omong Kosong Oleh Ekonom AS, Harusnya Jokowi Tolak Pertemuan IMF dan World Bank Di Bali -->
Cari Berita

Disebut Omong Kosong Oleh Ekonom AS, Harusnya Jokowi Tolak Pertemuan IMF dan World Bank Di Bali

Presiden RI Ir. Joko Widodo
Presiden RI Ir. Joko Widodo/INT
Bugiswarta.com, Jakarta – Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI) Panji Nugraha mengatakan, ramai diperbincangkan publik kritikan keras dari Prof Steve Hanke ekonomi Amerika dari University Johns Hopkins mengatakan alasan pembenaran Jokowi terhadap pelemahan nilai mata uang rupiah terhadap dollar AS adalah omong kosong. Pasalnya, publik menganggap jika hal tersebut menjadi salah satu indikator pemerintahan Jokowi mulai tak dipandang oleh dunia Internasional.

Buka Juga Vedeo ini:
“Alasan Jokowi yang mengatakan rupiah melemah hanya soal faktor eksternal yaitu ekonomi global dan soal deficit transaksi berjalan. Justru mendapat pernyataan keras Steve Hanke yang menyatakan omong kosong, artinya analisis Jokowi tentang penyebab pelemahan rupiah bisa dianggap keliru dan jika demikian akan sangat sulit agar rupiah menguat kembali”, tutur Panji.

Panji menambahkan, Steve Hanke menegaskan rupiah akan kuat jika saat reformasi dahulu IMF dan World Bank tidak bersekongkol menumbangkan Soeharto, maka dari hal tersebut pemerintahan Jokowi perlu waspada jangan sampai hal tersebut terulang. 

Perlu digaris bawahi melihat peta ekonomi Indonesia yang sangat rentan oleh kebijakan intervensi asing Jokowi sebaiknya mengevaluasi kebijakan menjadi tuan rumah IMF – World Bank Annual Meeting 2018 di Nusa Dua Bali. Karena pertimbangannya bukan hanya dilihat Indonesia sebagai negara mampu menjadi tuan rumah semata, melainka, kewaspadaan pemerintah Jokowi terhadap agenda lain yang berujung Indonesia membuat kesepakatan dibidang ekonomi yang merugikan Indonesia khususnya soal tawaran hutang dari IMF perlu ditolak. 

Hal tersebut juga telah diwanti-wanti oleh ekonom senior Rizal Ramli yang mengatakan Indonesia akan sangat merugi jika kembali berurusan dengan IMF.

“Indonesia perlu bangkit dari keterpurukan dan pengaruh global yang mampu mendikte kebijakan-kebijakan strategis negara khususnya dibidang ekonomi, Jika saat ini Jokowi mengatakan gejolak ekonomi di Indonesia adalah pengaruh faktor eksternal seharusnya Jokowi pun berani menolak menjadi tuan rumah acara tersebut, sebagai bentuk kebijakan menjaga harga diri bangsa yang selalu terjebak oleh strategi IMF, maka kita perlu berkaca kepada Yunani, Krisis 98 dan negara-negara lainnya yang selalu gagal untuk berkembang jika bangsa tersebut terjebak dengan kebijakan IMF. Intinya jika Jokowi saat ini seolah dipandang sebelah mata oleh bangsa asing sebaiknya Jokowi tak memberikan karpet merah kepada mereka khususnya kepada IMF yang sudah membuat sejarah buruk kepada Indonesia”, tutup Panji.

Usman