Bugiswarta.com,
Jakarta -- Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menolak rencana
pemerintah yang akan mengimpor gula mentah (raw
sugar). Menurut Sekjen APTRI, Nur Khabsyin impor gula mentah hanya
akan membuat gula lokal tak akan laku dipasaran. Hal tersebut akan berimbas
pada perekonomian petani tebu diberbagai daerah.
“Tolak, sudah kebanyakan impor. Gula petani tak laku karena
banjir impor, itu bikin petani sengsara karena kebanyakan,” tutur Nur Khabsyin
seperti yang dilansir Republika pada
Ahad 26 agustus 2019.
Menurut Nur, pemerintah tak perlu lagi mengimpor gula lantaran stok gula
masih cukup. Ia menjelaskan, stok gula pada 2017 terdapat 1 juta ton, rembesan
rafinasi sekitar 800 ribu ton. Sedang produksi gula pada 2018 yakni sebanyak
2,1 juta ton. Sementara kata dia kebutuhan gula konsumsi 2,7 ton. Dengan
begitu stok gula surplus 1,2 juta ton.
“Kalau ada lagi izin
impor berarti surplusnya bertambah, ini gila pemerintah mau buhuh petani dan
industri gula dalam negeri,” katanya.
Diketahui Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan izin impor
gula mentah untuk sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Terdapat
tujuh BUMN yang rencananya mendapatkan jatah impor gula, lima perusahaan
di antaranya sudah mengantongi izin dari Kemendag.
Di antaranya yakni Perum Bulog melalui anak usahanya Gendhis
Multi Manis. Selain itu ada juga PT Perkebunan Nusantara IX, Pabrik Gula Candi
Baru, Pabrik Gula Rajawali I dan Pabrik Gula Rajawali II. Sementara itu dua
perusahaan lainnya yakni PTPN X dan PTPN XII belum mengantongi izin lantaran
masih mengurus berbagai syarat kelengkapan.
“Sekarang gula petani tidak laku, pedagang nggak beli. Sedang
Bulog hanya beli sekali satu periode, sekarang pembelian bulog berhenti. Gula
petani menumpuk ratusan ribu ton di gudang,” katanya.
Redaksi