BPI : Rupiah Anjlok, Catatan Terburuk Pengelolaan Ekonomi Sepanjang Reformasi. -->
Cari Berita

BPI : Rupiah Anjlok, Catatan Terburuk Pengelolaan Ekonomi Sepanjang Reformasi.

Bugiswarta.com, Jakarta – Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI) Panji Nugraha mengatakan, anjloknya rupiah ke level Rp. 14.700 /Dollar AS adalah catatan terburuk pengelolaan ekonomi sepanjang orde reformasi. Pemerintah semestinya mampu memberikan solusi jitu agar dapat menekan dollar AS agar tak perkasa salah satunya memperbanyak kuota ekspor.
Akan tetapi sangat disayang kan pemerintah tidak mampu merespon gejala pelemahan rupiah yang kian kritis dengan membuak impor 2 juta ton beras dan gula dengan target 3, 6 juta ton disaat stok beras dan gula masih surplus di dalam negeri.

“Anjloknya rupiah bukan hanya dimaknai sebagai ekses dari perang dagang AS dan Cina saja. Karena pelemahan rupiah pula perlu dikaji bukan hanya dari faktor eksternal tetapi faktor internal Indonesia sendiri khususnya soal perdagangan. Untuk mengangkat rupiah agar perkasa fundamental ekonomi Indonesia perlu di perbaiki khususnya soal pengelolaan ekspor impor, tetapi persoalan tersebut seolah dihiraukan Menteri Perdagangan era Jokowi malah membuka keran impor yang justru akan membuat perekonomian Indonesia semakin terpuruk”, tutur Panji Jakarta, 31 Agustus 2018.

Panji menambahkan, heran dengan pemerintah saat ini disaat Ditjen Perdagangan luar negeri ingin membatasi impor tetapi Pemerintah sendiri mengeluarkan kebijakan impor beras dan gula. Seharusnya melihat kondisi ekonomi makro Indonesia yang tak tentu arahnya Jokowi mampu memanagemen para menteri-menteri dan pejabatnya agar tidak jalan sendiri-sendiri.

Karena kebijakan yang inkonsistensi jelas akan di catat sebagai kebijakan negatif oleh pasar yang pada akhirnya pertumbuhan ekonomi akan stagnan atau jalan ditempat diangka 4% - 5%. Artinya jika tidak ada pertumbuhan ekonomi yang baik investor pun akan enggan untuk investasi di Indonesia.

“Jokowi dengan kondisi saat ini wajib turun tangan langsung mengkomandani para menteri-menterinya soal anjlok rupiah. Karena publik sudah terlalu banyak kecewa dengan janji-janji yang tak kunjung realisasinya, dan pembuktian Jokowi sebagai Presiden di saat-saat terakhir harus mampu menyelamatkan keterpurukan kondisi ekonomi Indonesia, jika tidak berhasil semestinya Jokowi legowo harusnya menyerahkan jabatannya kepada orang yang lebih handal menguasai dan mengerti soal perekonomian Indonesia di pemilu nanti”, tutup Panji

Usman