Bugiswarta.com
Jakarta – Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI) Panji Nugraha
mengatakan, anjloknya nilai tukar rupiah terhadap Dollar AS Rp. 14.000/Dollar AS
,emdapat protes keras publik. Pasalnya, hal tersebut jelas membuktikan
ketidakmampuan Jokowi dalam mengelola ekonomi Indonesia kearah yang lebih baik
bahkan tak sesuai dengan janji kampanye yang menyatakan jika Jokowi menjadi
Presiden rupiah akan menguat hingga Rp. 10.000/Dollar AS.
“Jika saat ini
publik menilai pemerintahan Jokowi gagal total dalam mengelola ekonomi, dan
banyak publik menyindir dengan mengutip bahasa generasi milenial ‘Jadi Presiden itu berat Pak Jokowi cukup 1
periode atau mundur saja’. Artinya
publik sudah tidak mempunyai kepercayaan terhadap rezim bahkan investor
sekalipun karena dengan anjloknya rupiah pemerintah tidak mampu menstabilkan
ekonomi”, tutur Panji Jakarta, 11 Mei 2018.
Panji
menambahkan. Ekonomi adalah faktor utama meninjau keberhasilan kinerja
pemerintah Jokowi, karena selama ini jika melihat pertumbuhan ekonomi pertahun
Indonesia di era Jokowi stagnan hanya diangka 5%.
Kemudian harga-harga sembako
yang kian mahal menjadi pemicu ketidakpercayaan publik terhadap Jokowi, dan
juga investasi besar-besara dati Tiongkok yang membuat investor dari negara
lain mundur.
“Dari sisi kegagalan
ekonomi sebaiknya Jokowi mengurungkan diri untuk maju sebagai capres karena
tidak ada prestasi yang sangat membanggakan di era kepemimpinannya, masyarakat
banyak mengeluh, UMKM mengeluh, dan tidak sedikit pula usaha ritel gulung tikar
dan penyebab dari anjloknya ketidakpercayaan publik adalah Jokowi tidak mampu
menjalankan komitmen janji Pilpres 2014 lalu hingga saat ini”, tutup Panji.
Usman