Oleh : Rahmat Hidayat Asri
Mahasiswa Ilmu Komunikasi asal Wajo
|
Bugiswarta.com, Opini -- Perkembangan teknologi membawa
perubahan yang sangat besar hingga mempengaruhi seluruh aspek kehidupan
masyarakat. Termasuk mengenai penyebaran informasi melalui media. Era disruptif
menjadikan media cetak kian hari berkurang dan memunculkan media baru sebagai
upaya penyebaran informasi kepada masyarakat. Dalam kurung waktu 3 tahun
belakangan ini, berbagai macam media online
lokal di Wajo muncul dan melabeli dirinya sebagai portal berita terpercaya dan
terupdate. Munculnya media local
tersebut memberikan nafas baru mengenai media lokal di kabupaten yang memiliki
14 kecamatan ini.
Beberapa hal yang perlu
dipertanyakan, sejauh mana pengawasan tentang pemberitaan di media lokal ini
dan bagaimana regulasi yang ada agar kredibilitas media lokal tetap terjamin
untuk validitas isi beritanya. Alih-alih mencerdaskan masyarakat mengenai
informasi Wajo, malah sebaliknya digunakan untuk kepentingan pihak tertentu.
Hal ini perlu diperhatikan mengingat semakin dekatnya pesat demokrasi di
Kabupaten Wajo. Bukan hanya itu, berbagai macam kegiatan calon bupati yang
telah mendapatkan nomor sudah dimulai melaksanakan kampanye sejak dini.
Berbagai macam kampanye telah diberitakan
oleh media lokal di kabupaten Wajo. Media Lokal yang harusnya netral dalam
pemberitaan politik tercederai karena beberapa informasi yang secara tersirat
menunjukkan keberpihakannya. Hal ini sangat disayangkan, karena keberpihakan
salah satu media lokal wajo memberikan pemberitaan yang tidak sepadan melalui
persentasi yang sangat jauh dari seimbang. Media yang dibentuk untuk
mencerdaskan masyarakat Wajo memperlihatkan framing
secara jelas.
Bukan hanya itu, penyebaran
informasi dari berita yang telah di framing
disebarkan melalui WhatsApp personal
kepada beberapa orang agar berita yang dibuat dengan cepatnya sampai kepada
masyarakat. Dilihat dari isi berita yang persentasi keberpihakan da nisi pesan
yang telah di framming, sejauh mana
media lokal Wajo memberikan berita mengenai politik yang seimbang. Karena,
sudah seharusnya ada regulasi dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memberikan
regulasi agar ditaati oleh media.
Patut disadari, media online yang masih tergolong baru membuat
para pelaku media bebas mengisi informasi pada portalnya tanpa mempertimbangkan
peraturan yang ada. Setiap orang berhak memilih, akan tetapi sebagai media
lokal sudah seharusnya memperkecil keberpihakan dan lebih mengutamakan ke
netralan. Karena jika suatu media telah secara terang-terangan berpihak dalam
sebuah politik, masyarakat akan paham mana media yang harusnya dibaca dan mana
media yang kredibel. Akan sangat memalukan jika hal itu terjadi pada media
lokal Wajo.
Jangan sampai karena politik,
kredibiltas media dipertaruhkan. Oleh karena itu, mari kita kawal pesta
demokrasi politik Wajo dan junjung tinggi sikap netral media. Maradeka To
Wajo’E Ade’na Napopuang ! (****)