Pak Dirman Bertemu Guru yang Selamatkannya dari Putus Sekolah -->
Cari Berita

Pak Dirman Bertemu Guru yang Selamatkannya dari Putus Sekolah

Bugiswarta.com, Brebes -- LM Hermiyati. Seorang Sudirman Said tidak akan pernah melupakan sosok perempuan satu ini dalam hidupnya. Besar sekali jasa perempuan, 81 tahun ini dalam kehidupan Pak Dirman.

Bagi Pak Dirman, Bu Mien, begitu panggilan akrabnya, ibarat malaikat penyelamat dan pembuka jalan sukses yang dikirim Tuhan untuk dirinya. Betapa tidak, berkat jasa Bu Mien, Pak Dirman remaja, yang ketika itu kesulitan biaya untuk melanjutkan sekolah bisa lulus dari SMA 1 Brebes.

"Kalau bukan karena jasa Bu Mien, saya mungkin sudah putus sekolah waktu SMA," kenang Pak Dirman ketika berkunjung ke kediaman Bu Mien di Jalan Kota Baru, Brebes, Minggu (25/2).

Tanpa Bu Mien, lanjut Pak Dirman, mungkin dirinya tidak akan pernah sampai pada titik saat ini. 

Pak Dirman berkisah, karena kemiskinan yang mendera keluarganya sejak ayahnya meninggal dunia, ia dan adik-adiknya kesulitan membayar uang sekolah, yang ketika itu dikenal dengan uang SPP (sumbangan pembangunan pendidikan). Begitupun dengan uang gedung tak mampu dibayarnya.

Penghasilan ibunya yang bekerja sebagai buruh tani dan menerima pensiun janda, tak cukup untuk biaya sekolah. Sekedar untuk bisa untuk makan sekeluarga pun tidak cukup.

Karena itu setiap akan ujian semester selalu ada drama. Pak Dirman tidak kebagian nomor ujian karena belum melunasi SPP.

Ibu Mien lah yang selalu turun tangan membantu sehingga meskipun belum melunasi SPP, Pak Dirman bisa dapat nomor ujian. Sebagai guru BP (bimbingan dan penyuluhan) Bu Ermi sangat perhatian kepada Pak Dirman.

Mata bathin Bu Mien yang melihat kesungguhan yang ditunjukkan Dirman dalam belajar dan menuntut ilmu membuatnya merasa wajib menolong Dirman remaja.

Bu Mien juga sempat menyambangi rumah Pak Dirman di Slatri. Berdialog dengan orang tua Pak Dirman, yang ketika itu sudah yatim.

"Dia anak baik, anak pintar, sayang kalau tidak bisa sekolah hanya karena tidak ada biaya," tutur Bu Mien.

Sebagai guru Bu Mien merasa bangga anak muridnya bisa menduduki posisi-posisi penting di pemerintahan, bahkan sampai level menteri. Dan perasaan itu sudah cukup membahagiakannya.

Ini kali ketiga Pak Dirman bertemu dengan Bu Mien. Pertemuan pertama setelah lulus SMA tahun 1981. Pertemuan kedua di SMA Negeri I Brebes, setelah dia selesai tugas sebagai Menteri ESDM.

Pada pertemuan kali ini, karena sudah  menganggap sebagai orang tua, Pak Dirman meminta doa dan restu dari atas niatnya untuk ikut mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Tengah.

"Saya doakan. Saya percaya Pak Dirman bisa memimpin Jawa Tengah," katanya.

Pak Dirman pun mendoakan agar guru yang sangat berjasa dalam hidupnya ini selalu diberi kesehatan dan kebugaran di usianya yang sudah kepala delapan. "Semoga Ibu sehat dan bugar terus. Terimakasih doa dan nasihatnya untuk saya," ucap Pak Dirman.

Sejatinya selain Bu Mien, ada beberapa guru lainnya yang berjasa dalam hidup Pak Dirman. Salah satunya adalah Aloysius Tukiyat.  Guru yang sudah meningal dunia ini,  sangat menaruh perhatian pada Pak Dirman.

 "Pak Tukiyat yang mendorong saya untuk aktif di OSIS. Bukan hanya mendorong tetapi dia juga minta pengurus OSIS yang lain untuk menerima saya. Saya anak desa oleh beliau dipaksa-paksa masuk OSIS. Ini sesuatu sekali," kenang Pak Dirman.

Dan setelah lulus SMA, Pak Dirman baru merasakan betapa besar manfaatnya belajar berorganisasi di OSIS. Dari situ jiwa organisatorisnya mulai terbentuk hingga ia bisa masuk ke beragam organisasi, bahkan memimpinnya.

Satu guru lagi adalah Pak Taryono, Guru Tata Buku yang memberi motivasi agar ikut ujian nasional Bond A Tata Buku.   “Pak Taryono mendorong saya ikut ujian nasional, dan alhamdulillah lulus. Ini membuat saya percaya diri mendaftar ke STAN”.

Bu Mien, Pak Tukiyat, dan Pak Taryono adalah contoh pendidik sejati. Mereka memiliki mata bathin yang tajam, yang bisa melihat bakat terpandam yang ada dalam diri muridnya, termasuk seorang Sudirman Said. Dengan penglihatan bathin, ketiganya membantu, membimbing, dan memberi kesempatan kepada Sudirman Said untuk maju dan maju, dan tidak menyerah pada keadaan.

Sudirman tak menyia-nyiakan kesempatan dan kepercayaan itu. Dia tunjukkan kalau diberi kesempatan, seorang anak desa yang papa pun bisa jadi pemimpin.

Usman